Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street menguat untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Jumat (23/7) waktu New York, Amerika Serikat (AS). Kenaikan ini memperpanjang reli yang mendorong ketiga indeks saham utama AS ke rekor penutupan tertinggi karena kenaikan pendapatan perusahaan dan munculnya tanda-tanda kebangkitan ekonomi mendorong investor masuk bursa.
Indeks Dow Jones ditutup di atas 35.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 238,2 poin, atau 0,68%, menjadi 35.061,55. Indeks S&P 500 naik 44,31 poin, atau 1,01%, menjadi 4.411,79 dan Indeks Nasdaq Composite bertambah 152,39 poin, atau 1,04%, menjadi 14.836,99.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, semua ditutup hijau kecuali sektor energi, sektor layanan komunikasi menikmati kenaikan terbesar, naik 2,7%.
Baca Juga: Wall Street menguat, ditopang laporan pendapatan perusahaan media sosial
Kepala investasi di Independent Advisor Alliance di Charlotte, North Carolina, Chris Zaccarelli, mengatakan, pihaknya melihat kelanjutan kenaikan indeks dalam beberapa hari terakhir.
"Ini roller coaster terbalik. Kami melakukan penurunan terlebih dahulu, dan kami telah naik kembali ke puncak sejak saat itu," ujarnya.
Pertumbuhan dan nilai saham naik turun hampir sepanjang pekan ini karena pelaku pasar menimbang lonjakan infeksi varian Delta COVID-19 terhadap pendapatan perusahaan yang kuat dan tanda-tanda kebangkitan ekonomi.
“Ada dorongan dan tarikan, jelas ada konflik di pasar,” tambah Zaccarelli. "Ada perbedaan pendapat yang kuat mengenai apakah masa depan cerah atau apakah ada awan di cakrawala," terangnya.
Pelaku pasar sekarang melihat proyeksi minggu depan dengan pertemuan kebijakan moneter dua hari Federal Reserve dan serangkaian pendapatan profil tinggi.
Baca Juga: Pendapatan iklan mendongkrak kinerja Twitter dan Snap
Pernyataan The Fed akan diuraikan untuk petunjuk mengenai kerangka waktu untuk pengetatan kebijakan akomodatifnya, meskipun Ketua The Fed Jerome Powell telah berulang kali mengatakan ekonomi masih membutuhkan dukungan penuh dari bank sentral.