kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Wall Street ditutup bervariasi, dengan penguatan S&P 500 di tengah kekawatiran resesi


Kamis, 08 Agustus 2019 / 06:00 WIB
Wall Street ditutup bervariasi, dengan penguatan S&P 500 di tengah kekawatiran resesi


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi di akhir perdagangan Rabu (7/8). Dua indeks utama Wall Street yakni Nasdaq naik 29,56 poin atau 0,38% ke 7.862,83 dan S&P naik 2,21 poin atau 0,08% ke 2.883,98. Sedangkan Dow Jones Industrial Average terkoreksi 22,45 poin atau 0,09% ke 2.6007,07.

Namun, S&P 500 mampu pulih dari penurunan yang tajam kemarin karena investor kembali mengambil di saham-saham yang oversold dan imbal hasil obligasi rebound dari posisi terendah signifikan yang menimbulkan kekhawatiran tentang resesi.

Baca Juga: Wall Street menguat lebih dari 1% setelah China menstabilkan yuan

Meningkatnya kekhawatiran atas penurunan ekonomi global dan spekulasi bahwa The Fed harus memangkas suku bunga acuannya lagi mendorong yield US Treasury turun tajam, dengan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun menyentuh level terendah sejak Oktober 2016.

"Imbal hasil US Treasury 10 tahun telah mewakili seluruh kekhawatiran tentang pertumbuhan global saat ini, sehingga pasar saham telah mengaitkannya. Jadi ketika hasil mulai naik hari ini, pasar saham kembali naik," jelas Michael Antonelli, ahli strategi pasar di Robert W.Baird seperti dikutip Reuters.

Perkembangan perang dagang AS-China yang masih memanas membuat kekhawatiran perlambatan ekonomi global kembali meningkat. Alhasil, bank-bank sentral di beberapa negara seperti Selandia Baru, India dan Thailand memangkas suku bunga acuannya.

Baca Juga: Akhirnya, Wall Street rebound dari hari terburuk sepanjang 2019

Kekhawatiran perdagangan kembali muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif sebesar 10% pada barang-barang impor dari China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September 2019. Selanjutnya, China membalas dengan melemahkan mata uangnya yang selanjutnya dituduh memanipulasi mata uang oleh AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×