CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Wall Street Bervariasi Setelah Liburan di Selasa (28/5), Pasar Menunggu Data Inflasi


Selasa, 28 Mei 2024 / 22:05 WIB
Wall Street Bervariasi Setelah Liburan di Selasa (28/5), Pasar Menunggu Data Inflasi
ILUSTRASI. Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., May 17, 2024. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Wajah indeks-indeks utama Wall Street beragam pada perdagangan Selasa (28/5). Para pedagang kembali dari liburan akhir pekan yang diperpanjang, dengan fokus pada data inflasi utama minggu ini yang dapat mempengaruhi ekspektasi jalur penurunan suku bunga The Fed.

Melansir Reuters, pukul 10:14 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 135,40 poin atau 0,35% pada 38,934.19, S&P 500 turun 0,77 poin atau 0,01% pada 5,303.95, dan Nasdaq Composite naik 54,70 poin atau 0,32 % pada 16.975,49.

Nasdaq menyentuh rekor tertinggi intraday baru, dipimpin oleh kenaikan 4,5% pada saham AI Nvidia dan saham-saham chip lainnya. Indeks Semikonduktor Philadelphia naik 1%.

Baca Juga: Wall Street Selasa (28/5): S&P 500 dan Nasdaq Dibuka Naik, Menunggu Data Inflasi

Dow tertinggal dari indeks lainnya, terseret oleh sektor kesehatan dan keuangan. Sektor kesehatan juga memimpin kerugian pada subsektor S&P 500.

Kemungkinan The Fed akan memulai penurunan suku bunga tahun ini, membuat Wall Street mengalami reli memecahkan rekor sejak akhir tahun 2023. Nasdaq dan S&P 500 menandai kenaikan minggu kelima berturut-turut pada hari Jumat.

Namun, ekspektasi terhadap waktu penurunan suku bunga masih tidak menentu, sehingga para pengambil kebijakan merasa khawatir karena data tersebut masih mencerminkan inflasi yang tinggi.

Perhatian pasar kini beralih ke laporan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS untuk bulan April di akhir minggu ini. Barometer inflasi pilihan The Fed diperkirakan akan tetap stabil setiap bulannya.

Pedagang melihat peluang 51,2% penurunan suku bunga pertama bisa terjadi pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool.

Baca Juga: Wall Street Week Ahead-Inflation Data, Presidential Debate Could Sink Summer

"The Fed masih memainkan peran... suku bunga riil perlu diturunkan," kata Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners.

“Secara keseluruhan, tren inflasi menurun dan melambatnya inflasi akan memberikan perlindungan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga,” kata Forrest.

Perdagangan AS bergerak ke penyelesaian yang lebih pendek pada hari Selasa, yang diharapkan oleh regulator akan mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi. Namun diperkirakan akan meningkatkan kegagalan transaksi bagi investor untuk sementara waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×