kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street bervariasi, Nasdaq kembali melemah untuk hari kedua berturut-turut


Rabu, 24 November 2021 / 05:50 WIB
Wall Street bervariasi, Nasdaq kembali melemah untuk hari kedua berturut-turut
ILUSTRASI.


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi setelah dua dari tiga indeks utama menguat. Di mana, Nasdaq menjadi satu-satunya indeks utama yang ditutup melemah usai investor melepas Tesla dan saham di sektor Big Tech lainnya dan membeli saham dengan valuasi lebih rendah.

Selasa (23/11), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,55% pada 35.813,8 poin, indeks S&P 500 menguat 0,17% menjadi 4.690,7 dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,5% ke 15.775,14.

Setelah ditutup di level tertinggi sepanjang masa pada Jumat (19/11), Nasdaq kini telah anjlok sekitar 1,8%. Walau begitu, Nasdaq tetap melesat 22% sepanjang tahun ini.

Sementara itu, indeks S&P 500 sukses menguat karena kenaikan imbal hasil pada US Treasury. Yield US Treasury memperpanjang kenaikan karena investor meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) di tahun depan setelah Jerome Powell kembali dinominasikan oleh Presiden Joe Biden sebagai Ketua The Fed untuk masa jabatan kedua.

Pada perdagangan sesi ini, saham Tesla anjlok lebih dari 4% dan Microsoft turun 0,6%. Keduanya menyeret pergerakan Nasdaq, lebih dari saham lainnya. Rencana kenaikan suku bunga cenderung membuat saham growth stock kurang menarik bagi investor.

Baca Juga: Wall Street bergerak bervariasi, pasar memprediksi pengetatan moneter lebih awal

"Pasar sedang dikejutkan oleh liburan yang dipersingkat minggu, dan itu mengambil isyarat dari kenaikan suku bunga baru-baru ini, memberi investor alasan tambahan untuk mengambil keuntungan di pasar yang dinilai terlalu tinggi," kata Sam Stovall, Chief Investment Strategist CFRA Research di New York.

Di sisi lain, saham-saham perbankan justru diuntungkan dengan peluang kenaikan suku bunga. Alhasil, indeks bank pada S&P 500 melonjak 2%, dengan Goldman Sachs, JPMorgan dan Bank of America semuanya reli.

Indeks energi pada S&P 500 juga melesat 3% dan merupakan sektor dengan kinerja terbaik. Dukungan datang setelah harga minyak naik ke level tertinggi dalam satu minggu usai langkah Amerika Serikat (AS) dan negara konsumen lainnya untuk melepaskan puluhan juta barel minyak dari cadangan untuk mencoba mendinginkan pasar gagal memenuhi beberapa harapan.

Survei IHS Markit menunjukkan, aktivitas bisnis AS melambat moderat pada November di tengah kekurangan tenaga kerja dan penundaan bahan baku, tetapi tetap nyaman di wilayah ekspansi karena kekuatan di sektor manufaktur.

Indeks volatilitas CBOE sempat naik ke level tertinggi lebih dari satu bulan sebelumnya pada hari Selasa.

Baca Juga: IHSG ditutup di zona merah, investor asing banyak menadah saham-saham berikut

Pasar saham AS akan tutup pada hari Kamis (25/11) untuk liburan Thanksgiving, dan berakhir lebih awal pada hari Jumat (26/11).

Pada sesi ini, saham Zoom Video Communications Inc terlihat anjlok hampir 15% setelah tingkat pertumbuhan pendapatan kuartal ketiga melambat karena permintaan untuk alat konferensi video mereda dari ketinggian yang dipicu pandemi tahun lalu.

Setali tiga uang, saham Best Buy Co Inc turun 12% setelah pengecer elektronik itu memperkirakan penjualan sebanding pada kuartal keempat di bawah ekspektasi karena masalah rantai pasokan.

Pada perdagangan yang sama, saham pembuat chip Micron Technology dan Western Digital Corp masing-masing naik 1,85% dan 6,3%, setelah Mizuho Bank meningkatkan rekomendasi saham menjadi beli dari netral.

Selanjutnya: 80% Masyarakat Indonesia sudah terinfeksi varian Delta? Ini kata Satgas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×