Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak bervariasi jelang akhir pekan. Kenaikan data tenaga kerja bulan Juli memicu kekhawatiran inflasi yang lebih tinggi di tengah bayang-bayang penyebaran varian Covid-19 Delta.
Jumat (6/8) pukul 21.00 WIB, Nasdaq Composite turun 0,30% ke 14.851. Dow Jones Industrial Average menguat 0,31% ke 35.172. Sedangkan S&P 500 menguat 0,22% ke 4.438.
Laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan nonfarm payrolls meningkat 943.000 pekerjaan bulan lalu di tengah permintaan pekerja di industri jasa padat karya. Angka tersebut lebih tinggi daripada ekspektasi ekonom 870.000.
"Kabar baik ini menekan pasar obligasi; dolar akan menguat dan imbal hasil akan naik dan itu bisa sedikit membatasi saham," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa inflasi upah meningkat.
Baca Juga: Penguatan rupiah terganjal data tenaga kerja AS di akhir pekan
Angka pekerjaan menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam klaim pengangguran AS pekan lalu. Sementara laporan pendapatan perusahaan yang kuat mengangkat indeks Nasdaq dan S&P 500 ke rekor penutupan pada hari Kamis.
Analis memperkirakan pertumbuhan laba kuartal kedua emiten-emiten S&P 500 sebesar 92,9%, menurut data IBES dari Refinitiv. Dari 427 perusahaan dalam indeks yang telah melaporkan pendapatan sejauh ini, 87,6% mengalahkan ekspektasi analis. Ini adalah rekor tertinggi.
Ketiga indeks utama akan mencatat kenaikan mingguan ditopang oleh pendapatan emiten yang luar biasa. Tapi kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi telah merusak sentimen.
Fokus pasar beralih ke pertemuan para pemimpin Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, untuk membahas kebijakan dan memutuskan strategi stimulus di masa depan.
Baca Juga: Ditopang sentimen global, IHSG diprediksi menguat terbatas pekan depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News