kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Bergerak Naik, Saham Defensif Memimpin di Tengah Kekhawatiran Resesi


Kamis, 23 Juni 2022 / 22:03 WIB
Wall Street Bergerak Naik, Saham Defensif Memimpin di Tengah Kekhawatiran Resesi
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks acuan Wall Street naik pada hari Kamis (23/6). Investor beralih ke kebutuhan konsumen dan perusahaan perawatan kesehatan untuk mengurangi risiko mereka jika ekonomi jatuh ke dalam resesi.

Melansir Reuters, pada pukul 10:13 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 61,59 poin atau 0,20% pada 30.544,72, S&P 500 naik 10,48 poin atau 0,28% pada 3.770,37 dan Nasdaq Composite naik 50,22 poin atau 0,45 %, pada 11.103.30.

Menyusul kenaikan suku bunga terbesar oleh Federal Reserve dalam hampir tiga dekade, investor khawatir pertumbuhan ekonomi dan keuntungan perusahaan dapat berada di bawah tekanan, ditambah dampak perang Ukraina dan masalah rantai pasokan.

Bank-bank besar Wall Street termasuk Citigroup dan Goldman Sachs sekarang melihat peluang resesi yang lebih besar.

Saham sector perawatan kesehatan, kebutuhan pokok konsumen, real estat, dan utilitas - sektor yang dianggap sebagai taruhan yang lebih aman dalam ekuitas - masing-masing naik lebih dari 1%.

Sebelumnya, S&P 500 mengonfirmasi minggu lalu berada di pasar bearish, mencatat kerugian 20% dari puncak penutupan Januari. Nasdaq yang sarat teknologi telah merosot lebih dari 30% dari puncaknya pada November.

"Ini sedikit reli yang melegakan... Anda bisa menyebutnya sebagai dead cat bounce atau bear trap. Ada lebih banyak ruang untuk turun dan lebih banyak risiko turun," kata Greg Swenson, founding partner Brigg Macadam.

Baca Juga: IHSG Berpeluang Melemah Pada Perdagangan Jumat (24/6), Saham-saham Ini Bisa Dilirik

Sebuah survei yang dirilis sebelumnya menunjukkan aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) melambat secara signifikan pada bulan Juni.

Pemicunya inflasi yang tinggi dan penurunan kepercayaan konsumen mengurangi permintaan, menghasilkan ukuran pesanan baru berkontraksi untuk pertama kalinya hampir dalam dua tahun.

Kumpulan data lain menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran mendekati level tertinggi lima bulan.

Investor juga mengawasi komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell, yang bersaksi di depan Komite Jasa Keuangan DPR.

Asal tahu, Powell mengatakan pada hari Rabu bahwa bank sentral tidak mencoba untuk merekayasa resesi tetapi berkomitmen untuk mengendalikan harga bahkan jika hal itu berisiko terhadap penurunan ekonomi.

Pasar uang memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin bulan depan, diikuti oleh kenaikan 50 basis poin pada bulan September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×