Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street berakhir naik tajam pada perdagangan Selasa (5/10), karena Microsoft dan Apple mempelopori rebound kuat. Selain itu investor menunggu data gaji bulanan akhir pekan ini yang dapat mempengaruhi keputusan Federal Reserve AS tentang kapan harus mengurangi stimulus moneter.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 0,92% menjadi berakhir pada 34.314,67, S&P 500 naik 1,05% menjadi 4.345,73, dan Nasdaq Composite naik 1,25% menjadi 14.433,83.
Saham Apple, Microsoft, Amazon dan Alphabet, perusahaan paling berharga di Wall Street, masing-masing naik lebih dari 1% menyusul aksi jual saham-saham yang tumbuh sehari sebelumnya.
Saham Facebook Inc rebound 2,1% sehari setelah terpukul ketika aplikasi dan platform berbagi fotonya Instagram offline selama berjam-jam.
Baca Juga: Wall Street melesat, ekspor dan impor AS mencetak rekor
Sembilan dari 11 indeks sektor utama S&P 500 naik, dengan keuangan, layanan komunikasi dan teknologi memimpin.
S&P 500 mencatat hari keempat berturut-turut dari pergerakan 1% di kedua arah. Terakhir kali indeks melihat banyak volatilitas adalah pada November 2020, ketika naik atau turun 1% atau lebih selama tujuh sesi berturut-turut.
"Kami membeli penurunan, tetapi penurunan tidak lagi 10%. Penurunan sekarang 2%, atau 4%," kata Jake Dollarhide, chief executive officer Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.
Saham teknologi dan saham dengan pertumbuhan tinggi lainnya terpukul pada hari Senin karena imbal hasil US Treasury berdetak lebih tinggi di tengah kekhawatiran tentang potensi default utang pemerintah AS.
Senat akan memberikan suara pada hari Rabu, langkah yang didukung Demokrat untuk menangguhkan plafon utang AS.
Baca Juga: IHSG terkoreksi, ini saham-saham yang paling banyak diobral asing
Investor akan mengamati data ketenagakerjaan September pada hari Jumat untuk petunjuk tentang pengurangan program pembelian aset Federal Reserve AS.
Menambah kekhawatiran, The Fed dapat memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diharapkan, data terbaru menunjukkan peningkatan belanja konsumen, aktivitas pabrik yang dipercepat dan inflasi yang meningkat.
Data dari Institute for Supply Management menunjukkan indeks aktivitas non-manufaktur AS naik tipis ke angka 61,9 bulan lalu dari 61,7 pada Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News