Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street kembali terjun setelah Amerika Serikat (AS) menyematkan tarif impor atas sejumlah barang dari Eropa, Rabu (2/10). Total nilai barang yang kena tarif impor ini mencapai US$ 7,5 miliar. Tarif impor ini merupakan balasan dan protes AS terhadap subsidi Uni Eropa terhadap Airbus.
Tak cuma sulut perang dagang baru, kemarin, bursa saham tertekan data ADP National Employment Report yang menunjukkan bahwa pembayaran gaji bulan Agustus tidak setinggi estimasi awal. Data pembayaran upah swasta yang mengecewakan ini menambah kekhawatiran atas kontraksi manufaktur yang mencapai level terendah dalam 10 tahun terakhir.
Baca Juga: Indeks LQ45 terkoreksi 4,17% sejak awal tahun, ini penyebabnya
Pada perdagangan yang berakhir dini hari tadi, Dow Jones Industrial Average merosot 1,86% ke 26.078,62. Indeks S&P 500 turun 1,79% ke 2.887,61. Sedangkan Nasdaq Composite melemah hingga 1,56% ke 7.785,25.
"Penurunan sektor manufaktur AS dan global seharusnya tidak menjadi kejutan. Tapi penurunan yang belum penuh pada perdagangan kemarin terjadi hari ini," kata Greg Boutle, head of US equity and derivative strategy BNP Paribas kepada Reuters.
Rilis data ekonomi terbaru mengoyak keyakinan investor akan kekuatan ekonomi domestik AS yang dianggap kokoh di tengah perlambatan ekonomi global.
Baca Juga: Global shares at 1-month low on U.S. manufacturing shock
"Jika China membeli lebih sedikit dari kami, maka akan lebih sedikit juga yang diproduksi dan lebih sedikit pesanan yang harus dipenuhi. Data ini mengindikasikan bahwa AS tidak imun terhadap perang dagang. Perselisihan dagang ini juga merusak AS dan China," kata Sam Stovall, chief investment strategist CFRA Research kepada Reuters.
Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data tenaga kerja yang lebih komprehensif di akhir pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News