Reporter: Dimas Andi | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,43% ke level Rp 14.478 per dollar AS pada perdagangan Jumat (10/8). Namun, dalam sepekan terakhir, rupiah spot mampu terapreasiasi 0,13% terhadap dollar AS.
Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga mampu menguat 0,45% terhadap dollar AS dalam satu minggu terakhir. Tapi, khusus di hari ini rupiah BI juga melemah 0,10% ke level Rp 14.437 per dollar AS.
Head of Economic & Research UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja mengatakan, data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II yang naik jadi 5,27% mendorong penguatan rupiah di awal pekan. Apalagi, di saat yang sama, indeks dollar AS cenderung mengalami penurunan.
Namun, jelang akhir pekan, dollar AS mulai kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia. Menurutnya, hal tersebut disinyalir sebagai dampak pelemahan mata uang lira Turki yang sempat terkoreksi hampir 12% pada hari ini. Koreksi lira terjadi akibat konflik diplomasi antara Turki dan AS.
Pelemahan tersebut berdampak buruk pada mata uang di negara-negara Eropa, bahkan mata uang Asia juga turut merasakan dampaknya. “Bank-bank besar di Eropa khawatir terhadap eksposur di Turki,” kata Enrico.
Selain itu, rencana AS yang akan memberikan tarif 25% terhadap US$ 16 miliar barang China pada 23 Agustus mendatang juga membuat dollar AS kembali menguat.
Enrico menyampaikan, efek dari perang dagang dan pelemahan lira Turki masih bisa mempengaruhi pergerakan rupiah sepanjang pekan depan. Di samping itu, data inflasi AS yang akan dirilis malam nanti dinilai tidak terlalu mempengaruhi arah rupiah. “Pasar sudah tahu apapun hasilnya Fed Fund Rate akan tetap naik bulan depan,” ujarnya.
Ia memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.430—Rp 14.530 per dollar AS pada pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News