Reporter: Rika Theo |
SINGAPURA. Harga emas diperdagangkan masih stabil mendekati level tertinggi sepekan meski dolar AS menguat. Penguatan dolar yang biasanya menekan harga emas masih diimbangi oleh bertambahnya pembelian emas sebagai aset produk investasi Exchange Traded Product (ETP).
Harga emas tak banyak bergerak di sekitar US$ 1.733,55 per ons pukul 09.16 pagi tadi. Kemarin, harga si kuning melambung 1,1% ke US$ 1.735,62, harga termahal dalam seminggu.
Emas naik menyikapi konflik Israel-Palestina di Gaza yang makin parah.
Sejak awal tahun, harga emas sudah menanjak 11%. Di saat kondisi ekonomi dunia serba tak pasti dan ancaman inflasi, investor berburu emas karena dinilai menjadi tempat berlindung yang aman.
Tak ayal, kepemilikan ETP beraset dasar emas terus menanjak hingga mencapai 2.604,21 metrik ton kemarin.
“Persepsi bahwa negosiasi bujet AS akan terus berlangsung melanjutkan sentimen di pasar emas. Problem Eropa muncul lagi, dan di jangka pendek, pelemahan euro akan membebani emas. Sementara dana yang masuk ke ETF mendorong harga emas,” kata Xiang Nan, analis CITICS Futures Co.
Harga kontrak emas untuk pengiriman Desember tak berubah di sekitar US$ 1.733 di bursa Comex, New York. Di saat yang sama, dolar telah menguat 0,2% terhadap euro setelah Moody’s memangkas peringkat utang Prancis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News