Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wajah bursa saham Asia sebagian besar menguat pada awal perdagangan Rabu (19/8). Mengekor Wall Street di mana S&P 500 menembus level tertinggi sepanjang masa.
Melansir Reuters pukul 07.18 WIB, indeks S & P / ASX 200 Australia naik 0,1% pada awal perdagangan dan Kospi Korea Selatan naik 1,0%. Sementara, indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,2%.
Semalam, baik S&P 500 dan Nasdaq Composite mencetak rekor sesaat setelah bel pembukaan perdaganggan menyusul pertumbuhan penjualan yang kuat Walmart, Kohl's, dan Home Depot.
Baca Juga: Wall Street: S&P Cetak Rekor Penutupan Tertinggi, Dow Jones Melemah
Indeks S&P 500 mencapai puncak sepanjang masa yang dicapai pada bulan Februari tepat sebelum permulaan pandemi Covid-19. Indeks S&P 500 telah melonjak sekitar 55% sejak level terendah pada 23 Maret.
Optimisme pasar juga didukung oleh data yang menunjukkan percepatan pembangunan rumah di Amerika Serikat (AS) hingga yang terbesar hampir empat tahun pada bulan Juli.
Menandakan bahwa sektor perumahan muncul sebagai salah satu dari sedikit area kekuatan dalam ekonomi yang terpukul parah oleh pandemi.
"Ada fokus besar pada Home Deport yang bekerja dengan baik, Walmart baik-baik saja, Amazon menambahkan pekerjaan," kata Hilary Kramer, kepala investasi di Kramer Capital Research.
"Apa yang para analis tidak sadari adalah bahwa orang-orang berada di dalam rumah dan melakukan peningkatan pada rumah mereka, menggabungkannya dengan cuaca buruk dan orang-orang yang perlu membeli barang untuk tinggal di rumah dan mereka semua akan tetap berada di rumah."
Di sisi lain, Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi ke-18 sejak awal Juni. Rekor hari Selasa adalah rekor penutupan ke-34 sepanjang tahun ini dibandingkan dengan 31 rekor penutupan tertinggi pada 2019 dan 29 pada 2018.
"Kami memiliki fenomena di mana saham teknologi dan bahkan Tesla naik dan sementara pasar lainnya tetap dihargai secara wajar," kata Kramer.
Baca Juga: Indeks S&P 500 menorehkan rekor penutupan tertinggi
Intervensi Federal Reserve AS di pasar keuangan untuk menjaga likuiditas di tengah pandemi virus corona telah melemahkan dolar, mendorong aset berisiko ke posisi tertinggi sepanjang masa dan mengurangi permintaan safe-havens.
Risalah dari pertemuan Fed baru-baru ini yang dijadwalkan pada hari Rabu. Rangkuman pertemuan The Fed dapat memberikan beberapa wawasan tentang bagaimana bank sentral melihat pemulihan berjalan. The Fed telah memangkas suku bunga mendekati nol untuk meningkatkan bisnis melalui pandemi.
Indeks dolar turun 0,551%, dengan euro naik 0,53% menjadi US$ 1,1932. Yen Jepang menguat 0,60% versus greenback menjadi 105,38 per dolar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News