Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum moncernya harga komoditas batubara tak membuat PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menahan produksinya. Emiten pelat merah ini bakal menaikkan produksi batubaranya tahun depan.
Adib Ubaidillah, Direktur Pemasaran PT Bukit Asam Tbk mengatakan, perusahaannya bakal memproduksi 30 juta ton batubara untuk tahun 2020. Volume ini meningkat 5,26% dibanding tahun ini yang sebanyak 28,5 juta ton.
Tak menutup kemungkinan, volume tersebut bisa berubah. "Kalau PLN minta lebih, kami akan siapkan," ujarnya awal pekan ini, Senin (23/12).
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Siap Memulai Proyek Gasifikasi Batubara
Dia menambahkan, dari volume 20 juta ton itu, sebesar 90% atau setara 27 juta ton sudah terjual. Dari jumlah ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyerap 60% di antaranya atau setara 16,2 juta ton.
Sisa 40% atau setara 10,8 juta ton merupakan kuota untuk pasar ekspor, dimana sebesar 50% di antaranya dijual langsung ke konsumen atawa end user.
Adib menambahkan, pembeli batubara PTBA belakangan mengalami pergeseran. Sebelumnya, sekitar 70% penjualan ekspor dibeli oleh trader, sisanya end user. Sekarang, porsi end user membesar jadi sekitar 50%.
Hal tersebut merupakan dampak tidak langsung dari penerapan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2018 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk ekspor dan impor barang tertentu.
Di sisi lain, harga jual kepada end user bisa lebih menarik ketimbang trader. Ini menjadi alasan PTBA bakal terus menambah porsi penjualan untuk end user.
Salah satu negara yang dibidik adalah, Malaysia. "Kami sedang melakukan penjajakan untuk menjual batubara langsung ke PLN-nya Malaysia," terang Adib.
Namun, porsi penjualan ekspor tidak bisa mencapai 100% untuk end user. Pasalnya, ada beberapa negara yang mewajibkan penjualan batubara harus melalui trader.
"Salah satunya Jepang, yang juga harus melalui trader Jepang," tandas Adib.
Baca Juga: Konsumen komoditas batubara Bukit Asam (PTBA) akan mengalami pergeseran
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin menambahkan, fluktuasi harga komoditas batubara memang masih menjadi tantangan bagi kinerja perusahaan. Selain menaikkan kapasitas produksi, efisiensi menjadi strategi untuk menangkal tekanan akibat kondisi tersebut.
"Dengan efisiensi, setidaknya laba kami tidak turun drastis seperti turunnya harga batubara," terang Arviyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News