Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Resiko investasi di Indonesia semakin turun. Hal tersebut terbukti dengan angka credit default swap (CDS) Indonesia yang semakin menciut. Sampai dengan tanggal 19 Agustus 2010 kemarin, angka CDS Indonesia untuk tenor 5 tahun ada di 145,575. Angka ini merupakan angka terendah sejak 2 November 2007.
Jika mau dibandingkan dengan posisi CDS di awal tahun, ketika itu angka CDS Indonesia berada di level 188. Tentu ini sebuah prestasi Indonesia karena sudah mendapatkan kepercayaan dari pasar. Analis obligasi AAA Securities Helmy Therik mengatakan, penurunan CDS Indonesia ini menggambarkan premi resiko Indonesia turun jika dibandingkan dengan US Treasury.
Investor lebih mempunyai keberanian untuk berinvestasi di obligasi pemerintah. Akibatnya asing masih terus masuk ke pasar Indonesia baik di pasar saham ataupun obligasi. Selain itu, dengan adanya ekspektasi rating Indonesia yang membaik membuat pandangan investor juga positif.
Head of Debt & Capital Market BNI Securities Sukartono beranggapan, beberapa dana asing yang masuk justru ke pasar saham. "Sentimen positif datang dari pasar saham kita yang kemarin sempat di level tertinggi sepanjang sejarah," tuturnya.
Namun secara fundamental, Sukartono melihat belum ada yang berubah. Nah ke depannya, Sukartono melihat potensi menguatnya CDS Indonesia akan makin tipis. Sebab level saat ini adalah level terendah yang pernah dicapai. Sehingga kemungkinan untuk kembali menanjak akan sangat besar.
Meski dana asing di Surat Berharga Negara (SBN) sampai tanggal 16 Agustus 2010 turun menjadi Rp 1,17 triliun menjadi Rp 177,21 triliun. Menurut Helmy, hal ini tidak banyak mempengaruhi. Sebab itu sudah terbukti dengan kondisi rupiah dan CDS yang terus menguat.
Kondisi CDS Indonesia menurut Helmy akan bergerak di level sekarang. "CDS Indonesia mungkin akan bergerak di area 145 - 150," papar Helmy. Jangka pendek, optimisme pasar di Indonesia masih cukup bagus. Jadi dia cukup yakin level saat ini masih akan dipertahankan.
Sukartono lain lagi. Dia justru mengkhawatirkan level CDS Indonesia yang cukup rendah. Sebab menurutnya secara fundamental Indonesia tidak berubah. Sedangkan investor sepertinya masih belum tertalu percaya dengan kondisi pasar yang sangat bullish ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
