Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Fatwa haram rokok, belum menyurutkan minat perokok. Ini terlihat dari angka penjualan rokok yang masih meningkat.
Sebagai contoh bisa kita lihat pada volume penjualan PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA). Selama 2008, Bentoel mampu menjual sekitar 17,5 miliar batang, naik 16,6% ketimbang penjualan 2007 yang sebanyak 15 miliar batang rokok.
Sekretaris Perusahaan RMBA Satrija Budi Wibawa menjelaskan, penyumbang kenaikan volume penjualan itu berasal dari rokok jenis mild, sigaret kretek tangan dan produk dari sigaret kretek mesin reguler. "Hanya penjualan produk sigaret putih mesin yang turun," ujarnya ke KONTAN, kemarin (5/2).
Lompatan volume penjualan ini agaknya merupakan buah investasi Bentoel sepanjang 2008. Tahun lalu, RMBA menyediakan duit Rp 500 miliar untuk pengembangan pabrik pengolahan tembakau serta membeli mesin produksi rokok dan kemasan. "Investasi ini untuk meningkatkan produksi," ucap Satrija.
Walau volume penjualan naik, ada kemungkinan Bentoel tak bisa menggenjot tinggi laba bersih. Satrija menjelaskan, kenaikan laba bersih Bentoel tahun lalu tampaknya tak akan setinggi kenaikan volume penjualan.
Penyebabnya, produsen rokok memang menghadapi pukulan bertubi. Mulai dari kenaikan tarif cukai rokok, kenaikan harga bahan baku seperti tembakau dan cengkeh. "Tapi kami masih bisa membukukan kenaikan laba bersih dan pendapatan dibanding kinerja 2007," tandasnya.
Tahun ini, produsen rokok terbesar keempat di Indonesia ini masih optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan dan kenaikan laba. "Minimal sama dengan rata-rata industri lah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News