kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona masih menekan pergerakan rupiah pada hari ini


Selasa, 25 Februari 2020 / 17:28 WIB
Virus corona masih menekan pergerakan rupiah pada hari ini
ILUSTRASI. Petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Rupiah spot melemah 0,11% ke level Rp 13.887 per dolar AS pada hari ini.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (25/2), rupiah masih berada dalam tren negatif dan kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan hari ini, mengutip dari Bloomberg, rupiah spot melemah 0,11% ke level Rp 13.887 per dolar AS. Pada penutupan Senin (24/2), mata uang garuda ini berada di level Rp 13.871. Dengan pelemahan ini, rupiah sudah melemah secara tujuh hari berturut-turut terhadap dolar AS.

Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,22% menjadi Rp 13.893 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah di pasar spot ditutup melemah ke level Rp 13.887 per dolar AS pada hari ini

Pelemahan ini disebut oleh analis Asia Valbury Lukman Leong masih akibat oleh faktor eksternal. Persebaran virus corona dinilai masih menjadi sentimen utama yang menggerakkan rupiah dalam beberapa hari terakhir.

Setali tiga uang, ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri melihat tidak adanya rilis data dalam negeri menjadikan tidak ada faktor yang bisa mengerek harga rupiah selain dari corona. Meningkatnya korban virus corona di luar China terus menambah kekhawatiran pasar.

Di tengah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, tak heran currency safe haven seperti dolar AS terus diburu. Reny menyebut, terlihat dari indeks dollar yang angkanya jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Wow, selebgram bisa raup puluhan juta rupiah dalam sekali endorse

“Padahal pada tahun lalu indeks ini levelnya hanya sekitar 95-96, sementara sekarang sudah di level 98-99. Dengan meningkatnya indeks ini, maka harga dolar juga ikut meningkat yang pada akhirnya menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah,” kata Reni kepada Kontan.co.id, Selasa (17/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×