kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,26   -24,47   -2.64%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Victoria Insurance siap merambah luar Jakarta


Sabtu, 17 Oktober 2015 / 12:38 WIB
Victoria Insurance siap merambah luar Jakarta


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA.  PT Victoria Insurance Tbk (VINS) langsung tancap gas, pasca resmi menjadi perusahaan tercatat di bursa Efek Indonesia (BEI). Agenda terdekat adalah penambahan kantor cabang baru guna memaksimalkan segmen pasar korporasi.

Loekito Saggitariono, Direktur Utama VINS, menjelaskan, Surabaya, Bali dan Bandung bakal menjadi tiga kota yang menjadi sasaran utama perseroan. "Sekarang, kami sedang memproses  Surabaya," ungkap Loekito, kepada KONTAN Jumat  (16/10).

Jadi, kantor cabang di Surabaya bakal beroperasi dalam waktu dekat. Sementara, kalau tak ada onak dan duri,  Bali dan Bandung  baru dibuka tahun depan. Perseroan menganggarkan belanja modal Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar untuk pembukaan kantor-kantor cabang. Saat ini Victoria Insurance baru memiliki satu kantor cabang di Jakarta.

VINS memiliki alasan tersendiri dalam memilih kota yang menjadi lokasi kantor cabangnya di luar Jakarta. Misalnya, Surabaya, kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Perkembangan ekonominya juga termasuk terbesar kedua. Dengan perekonomian yang maju, akan muncul peluang bisnis jasa keuangan di kota tersebut.

Pada saat bersamaan, Victoria Group telah memiliki sejumlah bisnis yang bisa mendukung bisnis VINS. Apalagi segmen utama VINS adalah produk asuransi korporat.

Bersaing dengan asing

Rencana berekspansi keluar Jakarta merupakan strategi perseroan menghadapi persaingan industri asuransi yang kian sengit, khususnya asuransi asing. VINS masuk ke  dalam bisnis asuransi di saat bisnis tersebut sudah cukup sesak dengan para pemain lama. Tapi, bisnis ini masih ada keunggulan kompetitif, yang menurut manajemen masih bisa digali dan dimanfaatkan menjadi peluang.

Loekito bilang, biaya bisnis asuransi asing umumnya selangit. Banyak jajaran manajemen, tenaga ahli hingga hal-hal kecil lain yang didatangkan langsung dari luar negeri. Hal itu mempengaruhi harga produk yang ditawarkan ke konsumen, baik individu maupun korporasi.

Walhasil, perusahaan asuransi asing lebih membatasi sasaran produk mereka. Misalnya, hanya dengan menjual produk kepada segmen menengah ke atas.

Jika seperti ini, bagaimana dengan segmen menengah ke bawah? "Kalau kami, ya, tetap menggunakan budaya lokal. Dengan begitu, kami bisa menawarkan produk dengan benefit yang sama seperti produk asing, tapi dengan harga yang lebih murah" beber Loekito, rada berpromosi.

Jika mendapatkan tawaran produk yang menarik, menurutnya, konsumen akan cenderung memiliki produk yang harganya kompetitif.

Dia juga bilang, asuransi asing umumnya hanya menyasar kota-kota tertentu. Sementara, VINS berupaya menjangkau hingga ke pelosok. "Coba lihat Bumiputera, Sequis Life, mereka bisa tetap eksis karena jangkauannya hingga ke pelosok," tambah Loekito.

Sayang, manajemen masih merahasiakan target premi  jika ketiga kota tersebut telah berhasil digarap. Namun dalam jangka pendek, manajemen menargetkan perolehan premi Rp 40 miliar hingga akhir tahun ini.

Pertumbuhan premi terbilang cepat. Lihat saja, pada bulan Juni 2015, VINS baru mengantongi premi Rp 15 miliar. Sementara hingga kemarin, realisasinya telah mencapai Rp 32 miliar.

Kenaikan pesat tersebut,  menurut Loekito, memang disebabkan  siklus bisnis asuransi. Pada umumnya, permintaan premi akan naik mulai semester II. Kenaikan premi tersebut bisa lebih pesat lagi saat kuartal IV, seiring tingginya permintaan premi dari segmen korporat.

Selama ini, Victoria Insurance mengandalkan captive market dari Bank Victoria, yakni sebanyak 30% dari perolehan premi. Sisanya berasal dari kerjasama 10 bank. Di antaranya Bank Windu dan Bank Agris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×