kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vale Indonesia (INCO) Sedang Garap Tiga Pabrik Pengolahan Baru, Ini Rinciannya


Rabu, 06 Juli 2022 / 06:58 WIB
Vale Indonesia (INCO) Sedang Garap Tiga Pabrik Pengolahan Baru, Ini Rinciannya
ILUSTRASI. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sedang menggarap sejumlah proyek seperti pabrik pengolahan baru


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menegaskan, bakal memenuhi kebutuhan bijih nikel untuk proyek smelter yang sedang dan akan dibangun. Tercatat, Vale memiliki satu smelter di Sorowako dengan kapasitas 70.000 ton nikel dalam matte. Selain itu, Vale berniat pembangunan tiga smelter baru.

"(Kebutuhan bijih) dari Vale, kami integrasi," kata Direktur Utama Vale Indonesia Febriany Eddy ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (5/7).

Dia memastikan, produksi dari area operasi sendiri masih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan bijih nikel untuk tiga smelter baru. Untuk itu, Febriany memastikan upaya utilisasi lahan juga akan dilakukan oleh Vale ke depannya.

Febriany mengungkapkan, saat ini permintaan untuk bijih nikel memang kian meningkat. Kontan.co.id mencatat, tiga proyek yang kini tengah digarap oleh Vale meliputi tiga pabrik pengolahan baru. 

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Incar Kenaikan Produksi Tiga Kali Lipat pada Tahun 2025

Pertama, fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah yang akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.

Febriany menjelaskan, pembangunan fasilitas Jetty kini tengah dilakukan untuk proyek ini.

"Perizinan belum tuntas semua tapi hampir sebagian besar sudah ada, jadi sudah bisa jalan," kata Febriany. 

Kedua, proyek HPAL di Pomala untuk menghasilkan Produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton nikel per tahun.

Febriany mengungkapkan, pembangunan fasilitas pelabuhan sudah dilakukan. Kendati demikian, proses pembangunan pabrik masih terus berlangsung. Pasalnya, pabrik ini  mengalami perubahan rencana kapasitas dari semula sebesar 40.000 ton menjadi 120.00 ton. 

Ketiga, pabrik baru di Sulsel berkapasitas 60.000 ton dalam MHP. 

 

"Feasibility Study (FS) sudah selesai, kita dalam progres membuat program yang detail," terang Febriany. Dia memastikan proyek-proyek ini diharapkan dapat rampung setidaknya dalam tiga tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×