kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vale Indonesia (INCO) Optimalkan Produksi Nikel pada Dua Kuartal Terakhir 2022


Jumat, 22 Juli 2022 / 14:26 WIB
Vale Indonesia (INCO) Optimalkan Produksi Nikel pada Dua Kuartal Terakhir 2022
ILUSTRASI. Aktivitas pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan mempertahankan target produksi sebanyak 65.000 ton nikel matte di tahun ini. INCO akan mengejar produksi di sisi tahun ini.

“Kami lihat nanti di dua kuartal tersisa seperti apa produksinya. Kami akan mencoba optimalkan produksi,” terang Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto kepada Kontan.co.id, Jumat (22/7).

Sebelumnya, INCO melaporkan penurunan hasil produksi nikel dalam matte sepanjang enam bulan pertama 2022.

INCO melaporkan produksi 26.394 ton nikel dalam matte dalam satu semester 2022. Jumlah ini menurun 13% dari produksi sepanjang semester pertama tahun lalu yang mencapai 30.246 ton nikel matte. Hitungan Kontan.co.id, angka ini baru mencapai 40,6% dari target yang dipasang INCO sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Akan Meluncurkan Proyek Township pada Semester II-2022

Pun demikian produksi pada triwulan kedua 2022, yang menurun sekitar 9,1% menjadi 12.567 ton nikel dari sebelumnya 13.827 ton nikel pada triwulan pertama 2022. Jika dibandingkan dengan produksi nikel matte pada triwulan kedua 2021 pun, produksi di periode tiga bulan kedua 2022 juga turun 16,48%

Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia menyebut,  penggantian atap tanur 1 dan shutdown pemeliharaan penuh pada awal Juni telah menyebabkan produksi pada triwulan kedua 2022 lebih rendah dibandingkan dengan triwulan pertama 2022.

Sedangkan pelaksanaan pembangunan kembali Tanur 4 telah menyebabkan produksi pada triwulan kedua 2022 lebih rendah dibandingkan dengan triwulan pertama 2021.

Secara keseluruhan, penurunan  produksi sebesar 13% sepanjang semester pertama 2022 dibandingkan dengan produksi pada semester pertama 2021 disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4.

Irmanto menyebut, tanur 4 saat ini sedang dalam rebuild up dan dalam proses heating up. Secara gradual, tanur 4 juga sedang menaikkan power.

Baca Juga: Sinergi Inti Plastindo (ESIP) Lunasi Pokok Pinjaman Rp 24,5 Miliar dari BRI

“Diharapkan dengan kembalinya furnace (tanur) 4 ini, produksi di kuartal ketiga dan keempat akan naik dibandingkan kuartal kedua,” sambung Irmanto.

Dari sisi sektoral, Irmanto menilai, tekanan isu resesi turut mempengaruhi harga nikel dunia. Namun dia berharap harga nikel dunia akan berada di atas level US$ 20.000-an tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×