Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Valuta Asia menunjukkan tajinya. Penyebabnya adalah spekulasi capital inflow ke pasar emerging market semakin deras, seiring dengan paket stimulus yang baru saja diumumkan Bank of Japan (BoJ).
Gubernur BoJ, Masaaki Shirakawa, Rabu (19/9), menyatakan akan menaikkan jumlah nilai obligasi yang akan dibeli menjadi 55 triliun yen, atau US$ 697 miliar, dari sebelumnya, yaitu 45 triliun yen. Aksi stimulus versi Jepang itu, mengimbangi kebijakan serupa yang diambil Federal Reserves (The Fed) dan European Central Bank (ECB).
“Paket stimulus akan mendorong likuiditas valuta di Asia. Tetap ada sentimen negatif di pasar, tetapi secara umum arus masuk modal sangat kuat,” ujar Patrick Ella, ekonom Security Bank Corp, seperti dikutip Bloomberg.
Pairing USD/THB, kemarin (19/9), pukul 18.00 WIB, melemah 0,06% menjadi 30,82 dibanding hari sebelumnya. Dollar AS juga melemah 0,06% terhadap ringgit Malaysia menjadi 3,0599. Sementara, pasangan USD/KRW terkoreksi 0,33% menjadi 114,70.
Namun, Analis Senior Harvest International Futures, Tonny Mariano, menilai, valuta Asia masih terancam perlambatan ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













