CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.762   -3,00   -0,02%
  • IDX 8.415   53,27   0,64%
  • KOMPAS100 1.167   8,26   0,71%
  • LQ45 851   7,10   0,84%
  • ISSI 294   2,34   0,80%
  • IDX30 443   2,53   0,57%
  • IDXHIDIV20 514   2,99   0,59%
  • IDX80 131   1,10   0,84%
  • IDXV30 136   0,18   0,13%
  • IDXQ30 142   0,94   0,67%

Usai referendum Skotlandia, pondsterling melemah


Senin, 22 September 2014 / 06:46 WIB
Usai referendum Skotlandia, pondsterling melemah
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas di gerai Galeri 24 Pegadaian, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Usai referendum Skotlandia yang memutuskan bangsa tersebut tetap menjadi bagian dari Inggris Raya akhir pekan lalu, poundsterling (GBP) melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Mata uang Inggris itu terkoreksi, setelah sebelumnya menguat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (19/9), pasangan GBP/USD turun 0,66% dari hari sebelumnya menjadi 1,6288. Pairing GBP/JPY turun 0,34% menjadi 177,60. Sebaliknya, GBP melemah terhadap EUR 0,6% menjadi 0,7876. Ini menjadi level terendah poundsterling sejak tahun 2012.

Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures, mengatakan, pasangan GBP/USD terkoreksi setelah beberapa hari terakhir poundsterling menguat tajam akibat spekulasi hasil referendum Skotlandia. "Lalu setelah hasil referendum muncul, pasar melakukan aksi profit taking," ujarnya.

Ke depan Nanang bilang, poundsterling masih berpotensi menguat, karena Bank Sentral Amerika Serikat belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Di sisi lain, perekonomian Inggris menujukkan perkembangan positif, seperti pendapatan rata-rata naik menjadi 6% selama tiga bulan terahir.

Lalu, tingkat pengangguran Inggris di bulan Agustus sebesar 6,29% merupakan yang terendah sejak tahun 2008. Tonny Mariano, Analis Harvest International Futures, mengatakan, pelemahan GBP terhadap JPY juga terjadi karena sebelumnya poundsterling sudah menguat tajam bahkan menyentuh level tertinggi di angka 178,20 pada Kamis (18/9) lalu.

"Pelaku pasar melakukan aksi profit taking setelah harga naik tajam," ujar Tonny. Namun Tonny menilai, pasangan GBP/JPY masih berpotensi menguat, karena sebenarnya mata uang yen tengah melemah. Apalagi Bank Sentral Jepang (BoJ) memang masih menginginkan yen melemah.

"BoJ masih akan menjamin suku bunga rendah dan menjaga likuiditas di pasar.’ tutur Tonny. Sedangkan Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures, mengatakan, pelemahan euro terhadap poundsterling lantaran pelongaran moneter yang dilakukan Bank Sentral Eropa (ECB). Pemangkasan suku bunga mendekati 0% menjadi pemicu pelemahan euro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×