Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana menambah jumlah menara telekomunikasinya sekitar 6.000 unit usai initial public offering (IPO). Dengan begitu, kepemilikan menara Mitratel bakal bertambah menjadi lebih dari 34.000 unit dibandingkan dengan kepemilikan saat ini yang sebanyak lebih dari 28.000 menara.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, dana akuisisi sekitar 6.000 menara tersebut bakal bersumber dari hasil IPO. Sebagaimana diketahui, Mitratel mengincar dana segar sebanyak-banyaknya Rp 24,9 triliun dari IPO, lalu sebesar 50% dananya akan digunakan untuk belanja modal anorganik.
Menurut Hendra, Mitratel membuka peluang untuk membeli menara dari berbagai pihak. "Kami tidak membatasi untuk akuisisi dari Telkomsel ataupun Telkom. Kami terbuka untuk akuisisi dari pihak manapun di luar Telkom Group," kata Hendra dalam acara konferensi pers yang berlangsung secara virtual, Selasa (26/10).
Baca Juga: IPO Mitratel, Manajemen dan Karyawan Dapat Jatah 137 Juta Saham Lewat ESA dan MESOP
Selain melakukan pengembangan anorganik, Mitratel juga akan mendorong pertumbuhan secara organik. Menurut Hendra, setelah IPO, Mitratel juga akan berupaya untuk membangun menara baru dan menambah kolokasi demi meningkatkan rasio penyewaan (tenancy ratio) menara.
"Kami juga akan mengambil peluang, terutama untuk sektor yang berhubungan dengan 5G, seperti fiber optic, Internet of Things (IoT), dan infrastruktur lainnya yang mendukung 5G," ucap Hendra. Mitratel juga akan fokus untuk meningkatkan efisiensi, baik secara manajemen vendor atau melakukan pengembangan IT.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menambahkan, saat ini, Mitratel memiliki model bisnis yang atraktif dan kokoh dengan visibilitas pendapatan yang tinggi karena didukung oleh pelanggan berkualitas tinggi. Perusahaan juga memiliki profil keuangan yang atraktif dengan margin yang terus meningkat, kemampuan arus kas yang kuat, serta posisi keuangan yang terkemuka di industri menara telekomunikasi.
Baca Juga: IPO Mitratel Berpotensi Jadi yang Terbesar Sepanjang Sejarah Menggusur Bukalapak
Ke depannya, Mitratel berencana untuk ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik. “Sejalan dengan visi untuk menjadi leader dan provider terbaik dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Asia Tenggara, Mitratel juga tengah mempersiapkan strategi untuk ekspansi jangka panjang di Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Kami akan terus menyediakan layanan infrastructure solution dengan kualitas prima dan harga yang kompetitif demi memberikan value yang tinggi bagi para investor,” ungkap Teddy.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan, IPO MItratel merupakan salah satu penataan portofolio yang dilakukan TelkomGroup untuk mengoptimalkan value creation dari Mitratel sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi pemegang saham. Menurut Ririek, Mitratel memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi terlebih dengan kehadiran 5G yang membuat kebutuhan operator terhadap menara telekomunikasi meningkat.
"Perusahaan ini juga telah melakukan perluasan bisnis secara agresif, salah satunya melalui solusi serat optik TelkomGroup, dimana hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan menara telekomunikasi lainnya," kata Ririek. Dengan jaringan serat optik yang memadai tersebut, Mitratel diharapkan dapat mengambil peran dalam mendukung optimalisasi kemajuan ekonomi digital dalam Industri 4.0, seiring adanya jaringan 5G dan pemerataan ekonomi.
Baca Juga: Mitratel pasang harga penawaran IPO di kisaran Rp 775-Rp 975 per saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News