Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih sibuk mencari pendanaan baru untuk menggenjot permodalannya. Kabarnya, salah satu opsinya adalah pelepasan sebagian saham ke publik. Tapi, sampai kini Komite Privatisasi yang diketuai Menteri Keuangan belum memberikan restu atas hajatan tersebut.
Sedangkan Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala N. Mansyuri belum mau membeberkan skema yang bakal ditempuh bank pelat merah ini untuk menggalang pendanaan tersebut. Yang pasti, dana hasil aksi korporasi itu nantinya akan dipakai untuk memperkuat struktur permodalan BMRI.
Sampai akhir September 2009, BMRI mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 14,13%. Angka ini melorot dari periode yang sama tahun 2008 sebesar 16,98%.
Analis Ciptadana Securities, Syaiful Adrian menilai, opsi yang paling mungkin ditempuh BMRI adalah menggelar penawaran saham terbatas dengan menerbitkan saham baru atau rights issue. Sebab, Bank Mandiri harus tetap menjaga CAR mereka di posisi aman.
Kemungkinan gagalnya aksi korporasi itu sangat kecil. "Saya memperkirakan paling tidak pelaksanaannya pada semester kedua tahun ini," ungkapnya.
Menurut Syaiful, CAR BMRI saat ini tidak terlalu mencemaskan. Hanya saja, CAR mereka bisa saja menciut apabila tidak ada tambahan modal. Di saat yang sama, bank-bank lain seperti PT Bank Danamon Tbk (BDMN) sudah memiliki CAR sebesar 20%.
Supriyadi, analis Asia Kapitalindo Securities, menambahkan, alternatif lain yang bisa dilakukan Bank Mandiri adalah menerbitkan lagi obligasi subordinasi atau subdebt. "Tapi kemarin mereka baru saja menerbitkan subdebt. Jadi, yang paling mungkin adalah rights issue," ujar dia.
Selain dua opsi tadi, imbuh Syaiful, BMRI juga bisa memohon ke pemerintah, selaku pemegang saham mayoritas, untuk menurunkan porsi pembagian dividen.
Bukan cuma mengamankan permodalan, BMRI juga harus pintar menyiasati bisnisnya agar tetap memimpin pasar perbankan tanah air.
Menurut Syaiful, kinerja BMRI sangat dipengaruhi oleh upaya mereka menggenjot kredit ke sektor UMKM. Sebab, sektor ini menyumbang margin cukup besar. "Saya memprediksi Bank Mandiri tahun ini bisa meningkatkan pertumbuhan kredit sebesar 10%,"ujarnya.
Syaiful menghitung, tahun lalu Bank Mandiri bisa mengantongi pendapatan bunga bersih Rp 17,8 triliun dengan laba bersih Rp 6,3 triliun. PTahun ini, BMRI akan meraup pendapatan bunga bersih Rp 19,3 triliun dan laba bersih Rp 8,1 triliun.
Sedangkan Supriyadi menebak pendapatan bunga bersih BMRI Rp 16,9 triliun dengan laba bersih Rp 6,2 triliun pada tahun lalu. Sepanjang 2010, pendapatan bunga bersih BMRI berpeluang naik menjadi Rp 19,2 triliun, dan laba bersih Rp 7,6 triliun.
Kedua analis masih merekomendasikan beli saham BMRI. Dalam jangka panjang, Syaiful memberikan target Rp 5.800 per saham. Sedangkan Supriyadi memasang target Rp 5.500 per saham. Kemarin, harga saham BMRI ditutup naik 1,14% menuju Rp 4.425 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News