Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Ekonomi yang lesu membawa dampak kepada pasar modal. Target pertumbuhan ekonomi di atas 5,2%, masih menjadi PR besar yang harus dikejar. Pasalnya, pada kuartal II-2017 saja, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tercatat baru 5,01%.
Meski demikian, capaian ini masih dinilai cukup bagus, apabila dibandingkan dengan ekonomi global yang masih melambat.
Beberapa emiten merasakan langsung efek dari perlambatan ekonomi. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) misalnya, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp 372,92 triliun (per 15 Agustus 2017) ini, mencatatkan pertumbuhan penjualan semester 1-2017 sebesar 2,49%. Padahal, pada semester 1-2016, emiten ini mencetak pertumbuhan penjualan 10,34%.
"Untuk target pertumbuhan, kami tidak memberikan guidance. Yang jelas, kami akan tetap terus berusaha untuk tumbuh yang berkualitas," kata Sancoyo Antarikso Direktur Independen UNVR, Senin (14/8).
Sebagai catatan saja, pada 2016, UNVR mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 9,78%, sedangkan pertumbuhan penjualan 2015 sebesar 5,72%. Dibandingkan dengan penjualan 2014 yang tumbuh 12,21%, penjualan 2013 tumbuh 12,65%, dan penjualan pada 2012 tumbuh 16,34%.
"Di tengah situasi di mana pertumbuhan market FMCG (Fast Moving Consumer Goods) jauh di bawah periode yang sama tahun lalu, tantangannya adalah bagaimana kami tetap bisa terus dekat dengan konsumen. Sehingga mampu memberikan produk dan layanan yang relevan bagi mereka," kata Sancoyo.
Meski pencapaian penjualan semester 1-2017 terbilang mini, Sancoyo bilang, peluang masih tetap ada pada semester kedua. Dia melihat potensi dari jumlah penduduk 260 juta jiwa dan bonus demografi di Indonesia.
"Yang paling penting adalah tingkat konsumsi per kapita yang relatif masih rendah bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News