kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Untung dengan dominasi aset pada SUN


Senin, 27 November 2017 / 16:47 WIB
Untung dengan dominasi aset pada SUN


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memiliki strategi pengelolaan reksadana yang berfokus pada dominasi pasar Surat Utang Negara (SUN), bisa menghasilkan kinerja imbal hasil yang cemerlang. Seperti salah satunya, Reksadana Victoria Obligasi Negara yang diluncurkan Victoria Manajemen Investasi.

Reksadana ini memiliki kebijakan investasi yang memberatkan bobot 80%-100% pada Surat Berharga Negara (SBN) dan maksimum 20% pada instrumen pasar uang dan obligasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Kami menjaga bobot portofolio SBN di atas 90%," kata Dandi Hidayat Natanagara, Fund Manager Victoria Manajemen Investasi, Jumat (24/11).

Senior Research and Analyst Infovesta Utama Praska Putrantyo mencatat, reksadana ini mencetak return 13,18% secara ytd per 24 November 2017. Imbal hasil tersebut berada di atas pencapaian rata-rata kinerja pasar SUN yang tercermin dalam Infovesta Government Bonds Index yang hanya 10,25% diperiode yang sama.

Bahkan, torehan tersebut juga berada di atas rata-rata indeks reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index sebesar 9,45% di periode yang sama. "Kinerja cemerlang yang diraih reksadana Victoria Obligasi Negara tidak terlepas dari strategi portofolio aset yang efektif karena didominasi pasar SUN bertenor jangka menengah panjang," kata Praska, Senin (27/11).

Praska mengatakan, aset SUN sedang terangkat oleh sentimen positif kebijakan suku bunga rendah Bank Indonesa 7 days reverse repo rate. "Suku bunga BI dipertahankan stabil dan rendahnya suku bunga pasar uang, ditambah mengalirnya kembali dana investor asing ke pasar SUN sebanyak Rp 27 triliun per mothn to date 22 November 2017," kata Praska.

Praska memproyeksikan, reksadana pendapatan tetap di tahun depan masih dapat bertumbuh. Hanya saja, tantangan datang dari sejumlah sentimen seperti kelanjutan rencana pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS) yang berpotensi pada naikknya suku bunga acuan. Selain itu, tantangan juga datang dari stimulus bank sentral eropa serta potensi fluktuasi USD/IDR akibat kenaikan suku bunga The Fed.

Sentimen negatif di atas bisa memicu kenaikan suku bunga acuan di pasar domestik. Sementara isu di dalam negeri yang juga bisa menggangu laju kinerja reksadana pendapatan tetap adalah mulai memanasnya kondisi politik jelang tahun Pemilu 2019 yang dapat menjadi salah satu sentimen yang diperhatikan pasar.

"Potensi yield obligasi diperkirakan akan berada di kisaran 6%-7% dari akhir 2017 hingga pertengahan 2018," kata Praska. Sementara proyeksi return rata-rata reksadana pendapatan tetap di akhir 2017 di kisaran 8%-10% dan sebesar 6%-7% untuk 2018.

Menurut Praska, reksadana ini cocok bagi investor jangka pendek dan menengah atau jangka waktu satu hingga tiga tahun. Investor baiknya lebih memperhatikan prospek ekonomi domestik karena fokus investasi produk ada di SUN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×