Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) berencana menggabungkan nilai nominal saham alias reverse stock dengan rasio 10:1. Usai aksi korporasi tersebut, perseroan akan segera melakukan restrukturisasi utang yang bakal jatuh tempo dalam waktu dekat.
Direktur UNSP Andi W. Setianto mengatakan, perseroan ingin mengurangi jumlah utang hingga separuhnya. Proses restrukturisasi ini ditargetkan tuntas paling lambat pada Kuartal I tahun 2017.
"Biaya bunga tahun ini ditargetkan bisa dipangkas separuh dari tahun lalu sekitar Rp 350 miliar," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/10).
Per Juni 2016, perseroan memiliki utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun sebesar Rp 5,4 triliun. Total liabilitas jangka panjang perseroan mencapai Rp 3,9 triliun. Jika ditotal, kewajiban UNSP mencapai Rp 13,3 triliun.
"Kami berharap bisa memangkas utang separuhnya. Yang akan direstrukturisasi adalah utang yang segera jatuh tempo. Namun, jumlahnya akan bergantung dengan negosiasi dengan kreditur," ujarnya.
Ada beberapa opsi restrukturisasi, misalnya saja menukar utang dengan saham, atau dengan penerbitan saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Sementara itu, penjualan aset menjadi opsi terakhir. Dua kreditur utama perseroan adalah PT Bank Mandiri Tbk dan Credit Suisse, cabang Singapura.
Selain menurunkan beban utang dan bunga, UNSP juga berupaya untuk meningkatkan pendapatan operasional perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News