Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Uni Eropa (UE) telah mengimplementasi Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang melarang impor produk hasil olahan minyak sawit alias crude palm oil (CPO).
Namun, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) tidak terlalu terganggu dengan kebijakan UE itu. SGRO tetap memasang target produksi tandan buah segar (TBS) di tahun 2023 naik 5% - 10% dibandingkan tahun lalu.
Head of Investor Relation SGRO Stefanus Darmagiri mengatakan, penjualan CPO SGRO hanya untuk pasar domestik.
“Sehingga, larangan EU untuk impor CPO tidak berdampak langsung terhadap Perseroan,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (18/8).
Baca Juga: Laba Total Bangun Persada (TOTL) Melesat 52,71% pada Semester I-2023
Stefanus mengatakan, larangan ekspor CPO ke negara-negara Eropa dapat diantisipasi salah satunya dengan implementasi penuh dari program mandatori biodiesel B35 di Indonesia yang telah diterapkan pada 2023.
“Hal itu diharapkan dapat menaikkan permintaan CPO untuk pasar domestik Indonesia,” ungkapnya.
Di sisi lain, SGRO mengaku tetap akan mendukung dan patuh terhadap kehadiran bursa berjangka CPO. Stefanus melihat, ditundanya bursa CPO sampai ke tahun depan tidak berdampak terhadap harga dan penjualan CPO Perseroan.
“Sebab, pada saat ini, seluruh penjualan CPO pada saat ini untuk pasar domestik,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News