Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rupiah melemah cukup dalam di akhir pekan lalu. Di pasar spot, pasangan USD/IDR naik 0,7% menjadi 9.877. Namun, kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia turun 0,1% menjadi 9.795.
Analis Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, tren pergerakan rupiah masih melemah. Rupiah sedikit tertahan menjelang rilis data ekonomi Indonesia, seperti data inflasi dan neraca perdagangan.
Namun, Reny melihat, rilis data ekonomi tidak akan memberikan tekanan besar pada rupiah. Sebab tidak berubah drastis. Dia memperkirakan, inflasi Mei 5,6%, naik dari 5,5%. Sementara, inflasi bulanan tidak berubah, yaitu sebesar 0,1%.
Namun, menurut dia, permintaan dollar AS yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan impor justru harus diwaspadai. Ini menjadi batu sandungan bagi pergerakan rupiah pada hari ini.
Analis Monex Investindo Futures Albertus Christian memproyeksi, rupiah masih berpotensi menguat. Indeks manufaktur China yang membaik menjadi momentum rupiah menguat.
Selain itu, tingkat kepercayaan konsumen AS bulan Mei juga membaik. Karena itu, Albertus memprediksi, USD/IDR bisa menurun di 9.750 – 9.970.
Sebaliknya, Reny memperkirakan rupiah melemah. Dia memperkirakan kisaran pergerakan USD/IDR di 9.800 – 9.850.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News