Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) segera mengeksekusi rencana tukar guling saham dengan GMR Coal Resources Pte Ltd (GMR) dan United Fiber System Ltd (UFS). Rencana tersebut akan rampung sebelum semester I tahun 2013.
Manajemen DSSA menyatakan, saat ini proses administrasi dan persyaratan sudah diajukan ke otoritas bursa, baik Singapore Stock Exchange (SGX) maupun Bursa Efek Indonesia (BEI). UFS merupakan perusahaan yang tercatat di SGX.
Hermawan Tarjono, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DSSA bilang, pihaknya kini tengah mengaudit laporan keuangan Desember 2012. Mereka berharap, proses tersebut rampung pada Maret.
DSSA sudah mencoba memenuhi persyaratan dari otoritas BEI dan tinggal menyelesaikan izin dengan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK). "Kalau di BEI tidak ada masalah, tinggal menunggu izin dari Bapepam," ujar Hermawan, Jumat (28/12).
Setelah proses transaksi ini selesai, UFS akan dipersiapkan fokus di bisnis pertambangan. Ini berbeda dengan bisnis UFS saat ini yang bergerak di bisnis kehutanan dan bubur kertas. UFS diharapkan bisa memberi kontribusi positif untuk berbagai akuisisi di kawasan regional.
"Karena perusahaannya terdaftar di Singapura, akan ada banyak investor dari luar negeri yang berminat," ujarnya. Ia berharap, kelak UFS bisa mengakuisisi beberapa kawasan pertambangan baru di tingkat regional.
Jalan akuisisi ini akan lebih memudahkan DSSA membesarkan bisnis pertambangan. Selain itu memudahkan mereka mendapatkan pinjaman. "Pasti pendanaan yang bisa kami dapat akan lebih murah dan lebih mudah," jelas Hermawan.
Namun, sumbangan UFS terhadap pendapatan dalam jangka pendek diperkirakan belum besar. Hermawan berharap, UFS bisa berkontribusi dalam jangka panjang. Dia menampik kalau UFS akan menambah beban bagi DSSA sebab kinerja keuangannya lambat.
Sekedar menyegarkan ingatan, DSSA dan GMR sepakat untuk mengakuisisi UFS, perusahaan investasi asal Singapura. Caranya, DSSA setuju untuk menukar 66,99% saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang dimilikinya dengan 65,22% saham UFS. Sementara, GMR setuju menyerahkan 30% saham GEMS dengan mahar 29,2% saham UFS. Asal tahu saja, GEMS adalah anak usaha DSSA yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia 17 November 2011.
Transaksi tukar guling itu bernilai Rp 10,83 triliun. Saham UFS dibanderol seharga S$ 3,5 per saham, sementara saham baru GEMS dipatok
Rp 2.750 per saham.
Awalnya, transaksi ini diharapkan kelar semester I 2012. Namun, molor hingga akhir 2012. Target tersebut kembali bergeser yaitu selesai di tahun depan. Alhasil manajemen harus kembali membuat valuasi baru karena semula menggunakan laporan keuangan Juni 2012.
Tahun depan, DSSA akan menyediakan belanja modal US$ 250 juta. Sebesar US$ 125 juta di antaranya digunakan untuk pembangkit listrik. Sementara US$ 60 juta digunakan mengembangkan broadband fiber optik (baca juga Harian KONTAN edisi 29 Desember 2012, halaman 13).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News