Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) sedang bernegosiasi ulang dengan perbankan untuk pembayaran utang pasca homologasi Penundaan Kewajiban Pembayara Utang (PKPU).
Presiden Direktur TRIO Sugiono Wiyono Sugialam mengatakan, negosiasi tersebut hingga saat ini masih terus berjalan. "Pembicaraan cukup dinamis ya, sampai sekarang juga kita masih ada diskusi lagi dan ada lanjutannya lagi," ungkapnya dalam paparan publik TRIO, Jumat (21/6).
Negosiasi ulang itu diajukan pada 23 Januari 2019, tapi hingga saat ini belum memperoleh persetujuan. Adapun sebelumnya TRIO mengharuskan adanya pembayaran wajib angsuran pokok bagi para kreditur separatis (perbankan) mulai 1 Januari 2018.
Apalagi, keadaan perusahaan saat ini masih belum memungkinkan untuk membayar utang. Sebab, TRIO sendiri masih menginginkan keadaan bisnis stabil terlebih dahulu.
"Jadi, memang harus ada penambahan investasi, harus ada pengalihan dana yang tadinya untuk membayar utang harus digunakan untuk kelangsungan usaha," tambah Sugiono.
Adapun negosiasi itu dilakukan hampir seluruh kreditur perbankan TRIO yang berjumlah tujuh bank. Ketujuh itu adalah Bank Mandiri, Bank BTN, Deutsche Bank Jakarta, Standard Chartered Bank Jakarta, Standard Chartered Bank Singapura, Bank ANZ Indonesia, dan Bank BCA.
Berdasarkan laporan keuangan TRIO di 2018, perusahaan memiliki utang kepada tujuh bank tersebut senilai Rp 3,11 triliun. Sugiono juga menyebutkan TRIO mengalami kekurangan arus kas untuk aktivitas operasinya.
TRIO juga memiliki pokok pinjaman dan bunga pinjaman yang telah jatuh tempo pada 31 Desember 2018 sebesar Rp 83 miliar dan Rp 4,5 miliar. Namun hingga bulan ini, perusahaan belum juga membayar.
Bahkan, TRIO di laporan keuangannya juga mengaku tidak memiliki kemampuan untuk melunasi utang yang jatuh tempo. Kondisi ini menimbulkan keraguan substansial atas kemampuan dalam mempertahankan usahanya.
"Maka itu kamu melakukan negosiasi dengan perbankan," kata Sugiono. Tapi selama tahun lalu, TRIO juga telah melakukan upaya menjual aset berupa equity tower untuk membayar utang.
Meski demikian, TRIO optimistis keadaan di tahun ini akan membaik sejalan dengan review rutin perusahaan yang dilakukan. "Kami akan berfokus pada tokokhanhs acara kinerja memberikan kontribusi positif," katanya.
Sayangnya, Sugiono enggan memberikan nilai kinerja hingga akhir tahun 2019. Sekadar mengingatkan, di 2018 TRIO membukukan rugi komprehensif sebesar Rp 16,7 miliar. Serta efisiensi ekuitas sebesar Rp 3,58 miliar dan liabilitas lancar konsolidasian melebihi aset lancar konsolidasian sebesar Rp 700,9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News