kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Trik sekuritas agar perhelatan IPO lebih menarik


Senin, 08 Juli 2013 / 18:03 WIB
Trik sekuritas agar perhelatan IPO lebih menarik
ILUSTRASI. Promo PegiPegi s.d 9 Februari, Diskon Hotel s.d 30% + 8% dari Berbagai Bank


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang volatil tentunya bisa menurunkan minat investor untuk meletakkan duitnya ke pasar modal. Demi menyiasati hal tersebut, berbagai upaya dijalankan manajemen perusahaan sekuritas supaya bisnisnya tetap berjalan lancar.

Seperti PT AAA Securities, misalnya. Layaknya perusahaan sekuritas lain, ada tiga cara yang paling populer yang diambil manajemen AAA Securities supaya saham perdana kliennya tetap menarik di mata investor. Ketiga cara tersebut adalah, memainkan komponen harga IPO, pemanis berupa penerbitan waran saat IPO, dan stabilisasi harga atau istilahnya pengawalan harga saham.

"Tapi, kondisi penawaran juga menjadi pertimbangan. Kami juga baru berani melanjutkan rencana IPO ketika penawaran investor sudah 85% dari jumlah total saham yang dilepas. Jika sudah sampai segitu, maka prosesnya berlanjut," jelas Andri Rukminto, Direktur Utama AAA Securities, Senin (8/7).

Lebih jauh Andri menjelaskan, tidak menutup kemungkinan juga jika pihaknya menyiapkan duit khusus untuk melaksanakan pengawalan harga saham kliennya. Duit ini nantinya digunakan untuk membeli saham klien dengan jumlah dan jangka waktu tertentu. Dengan pembelian ini, maka suplai saham di publik menjadi berkurang sehingga pada akhirnya mampu mengerek harga saham emiten yang bersangkutan.

Cara ini juga pernah dilakukan PT UBS Securities Indonesia ketika mengawal harga saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) belum lama ini. Waktu itu, Kamis (4/7), UBS telah membeli 12,94 juta saham SRTG, atau sekitar 64,4% dari total kesepakatan saham yang dikawal, sebanyak 20,08 juta saham.

Adapun nilai rata-rata pembeliannya sebesar Rp 4.615 per saham. Artinya, nilai transaksi pengawalan ini mencapai Rp 62,6 miliar.

Stabilisasi harga ini ternyata memberikan hasil positif. Tepat pada 2 Juli, saham SRTG ditutup pada level 4.600, naik 25 poin dibanding level penutupan sebelumnya, 4.575.

Sayang, upaya stabilisasi tersebut dinilai belum memberikan hasil yang optimal. Jumat (5/7), saham SRTG kembali ditutup pada level 4.575. Kendati demikian, level ini jauh lebih baik dibanding level pada perdagangan sehari sebelumnya, 4.550.

Sementara untuk IPO PT Victoria Investama (VICO), lanjut Andri, pihaknya tidak melakukan pengawalan harga saham perdana. Manajemen hanya menerbitakn waran sebagai pemanis saham perdana VICO. "Dan ternyata hasilnya bagus. Saham VICO oversubscribed 26,7 kali," imbuhnya.

Opsi pengawalan harga saham perdana VICO juga tidak diambil mengingat saham yang dilepas manajemen terbilang murah. Hal ini juga diakui oleh Managing Partner Victoria Group, Andrew Haswin.

"Harga saham yang kami lepas, kan, cukup murah untuk pelaku pasar. Peminatnya juga besar. Jadi, semuanya kami lepas ke pasar sekunder," pungkas Andrew.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×