Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas pasar yang meningkat serta tren kenaikan imbal hasil obligasi, membuat para manajer investasi gencar menerbitkan reksadana terproteksi.
Berdasarkan data Infovesta Utama, sejak Agustus hingga Selasa (18/9) terdapat 48 reksadana terproteksi yang meluncur.
Sedangkan, di periode yang tren kenaikan imbal hasil ditunjukkan dari yield Surat Utang Negara (SUN)tenor 10 tahun beranjak naik 64 basis poin (bps) dari 7,70% ke 8,34%. Sementara, jika dihitung sejak awal tahun yield SUN meningkat 194 bps.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan disaat kondisi volatlitas tinggi serta tren kenaikan imbal hasil maka bagi investor dan manajer instrumen investasi yang menarik adalah reksadana terproteksi.
"Karena yield relatif tinggi MI yang buat reksadana terproteksi jadi menarik bagi invstor karena bisa mengunci imbal hasil di 8%-10%," kata Wawan beberapa waktu lalu.
Ketertarikan investor pada reksadana terproteksi di tengah volatilitas pasar keuangan yang tinggi, terlihat dari jumlah dana kelolaan reksadana terproteksi yang pada Agustus lalu naik paling tinggi diantara jenis reksadana lain.
Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan reksadana terproteksi tumbuh Rp 5,25 triliun ke Rp 124,72 triliun sepanjang Agustus lalu. Sedangkan, jenis reksadana lain mayoritas catatkan penurunan dana kelolaan.
Jemmy Paul Wawointana, Plt CEO Sucor Asset Management mengatakan investor jadi banyak tertarik masuk ke reksadana terproteksi karena dalam beberapa bulan terakhir juga banyak obligasi korporasi yang meluncur. Hal tersebut memicu produk reksadana terproteksi muncul dan menggunakan obligasi sebagai underlying.
Selain itu, disaat kondisi pasar yang tidak menentu dan pasar saham sulit untuk naik, membuat investor lebih nyaman memilih instrumen investasi yang lebih aman, yaitu reksadana terproteksi.
Jemmy mengatakan di Sucor Asset Management dalam satu tahun terakhir dana kelolaan reksadana terproteksi sempat turun cukup signifikan karena Sucor Asset Management tidak meluncurkan reksadana terproteksi baru.
Namun, disaat kondisi pasar sedang volatil dan yield dalam tren naik, Jemmy jadi berencana untuk menerbitkan dua porduk reksadana terproteksi hingga akhir tahun.
Per Agustus 2018 total dana kelolaan Sucor Asset Management mencapai Rp 6,5 triliun. Porsi reksadana terproteksi di Sucor Asset Management sebesar Rp 2,5 triliun. Jemmy berharap hingga akhir tahun dana kelolaan reksadana terproteksi bisa mencapai Rp 3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News