Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara pada Selasa (27/10) mendatang. Pemerintah akan melelang lima seri SBSN dengan target indikatif sebesar Rp 10 triliun.
Director and Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Ezra Nazula memperkirakan lelang SBSN pekan depan dari segi minat dan jumlah dana yang masuk akan lebih baik dari lelang sebelumnya. Asal tahu saja, pada lelang SBSN sebelumnya (13/10), jumlah dana yang masuk mencapai Rp 25,86 triliun.
“Salah satu faktor pendorongnya adalah kelanjutan dari likuiditas tinggi di perbankan. Selain itu, kestabilan nilai tukar dengan adanya surplus perdagangan kembali akan menopang pasar dengan investor asing yang sudah mulai kembali masuk di pasar obligasi,” jelas Ezra kepada Kontan.co.id, Jumat (23/10).
Setali tiga uang, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menilai lelang SBSN Selasa nanti akan mengalami peningkatan dibanding lelang sebelumnya. Ia memperkirakan, jumlah penawaran yang masuk berpotensi berada di kisaran Rp 40 triliun. Pasalnya, ceruk pasar SBSN yang merupakan investor domestik saat ini masih memiliki likuiditas yang berlimpah.
Baca Juga: Lelang SBSN tinggal empat kali lagi, investor diperkirakan akan semakin agresif
“Ditambah lagi, dengan adanya kemungkinan penurunan suku bunga acuan dan stabilitas rupiah yang terjaga, kemungkinan harga surat berharga negara (SBN) masih akan naik. Sementara melihat pada kupon yang ditawarkan sekarang, juga masih akomodatif. Belum lagi pasar saham masih belum pulih sepenuhnya, surat utang akan jadi pilihan yang paling menarik untuk saat ini,” tambah Fikri.
Dengan mempertimbangkan sektor riil dan pasar saham yang baru mulai pulih pada semester I-2021, Fikri melihat seri surat perbendaharaan negara (SPN) akan menjadi salah satu yang paling diburu, khususnya oleh perbankan. Jika bicara kupon yang atraktif, seri PBS025 dan PBS026 disebut Fikri juga akan menjadi incaran peserta.
Baca Juga: Pemerintah menjual SUN total Rp 252,55 triliun ke Bank Indonesia untuk burden sharing
Sedangkan Ezra menilai seri-seri dengan tenor di atas 10 tahun ke atas akan jadi buruan investor karena melihat spread yield antara tenor pendek dan tenor panjang yang lebar secara historis.
Untuk permintaan yield, Fikri memperkirakan pada lelang besok akan kembali semakin rendah. “Melihat dari tren yield saat ini, likuiditas yang masih besar, rupiah bergerak stabil sehingga berpotensi menarik investor asing, ada peluang yield bergerak lebih rendah pada lelang esok,” ujar Fikri.
Baca Juga: Pemerintah akan melelang 5 seri SBSN dengan target Rp 10 triliun pada Selasa (27/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News