Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga batubara terus merangkak naik. Pasar yang kian optimistis bahwa kinerja ekonomi global pada tahun 2014 akan lebih baik dari tahun ini, telah mengangkat pergerakan harga komoditas emas hitam mendekati level harga tertinggi dalam lima bulan terakhir.
Di Bursa ICE Eropa, Selasa (22/10), harga batubara untuk pengiriman Desember berhasil menembus level US$ 86,50 per metrik ton atau menguat 0,69% jika dibandingkan dengan hari sebelumnya. Dengan penguatan ini, harga batubara menanjak 4,02% dalam dua pekan.
Kondisi ekonomi global dan negara dengan tingkat konsumsi batubara dunia terbesar di dunia selama tahun 2013 dipandang tidak separah yang dibayangkan. Untuk Amerika Serikat (AS) saja misalnya, walaupun di dua pekan pertama bulan Oktober sempat diguncang krisis anggaran, kondisi ekonomi negara ini sepanjang 2013 masih bagus. Bahkan, ada rencana untuk mempercepat pengurangan stimulus moneter AS.
Pun begitu dengan China. Di tengah kekhawatiran pasar bahwa pada tahun 2013 ekonomi Negeri Panda tersebut akan terpuruk, sampai dengan kuartal III 2013, China justru masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi 7,8%.
Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures mengatakan, kekhawatiran pasar bahwa kinerja ekonomi global pada tahun 2013 ini akan muram sejauh ini tidak terbukti, sehingga menimbulkan optimisme pasar terhadap bakal semakin membaiknya kinerja ekonomi tahun 2014. Optimisme tersebut, telah mengerek harga batubara.
Wahyu bilang, harga batubara masih belum berada dalam tren kenaikan. Tapi, dia yakin, sampai akhir tahun ini, harga batubara akan mampu menembus US$ 90 per metrik ton. "Pemicu kenaikan harga saat ini adalah optimisme pasar. Dari sisi demand belum ada kenaikan permintaan signifikan," kata dia.
Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia mengatakan, penguatan harga batubara juga ditopang prediksi bahwa batubara masih akan menjadi sumber yang menjadi penopang utama kebutuhan energi di kawasan Asia Tenggara. Harga batubara kian panas karena proyeksi atas potensi naiknya permintaan batubara dari India, China, Jepang, negara pengguna batubara terbesar.
"Gas alam dan heat oil harganya terus turun. Hanya batubara yang trennya bagus. Ke depan harga batubara masih bagus karena tingkat pemintaan meningkat," ujar Juni.
Secara teknikal, Juni mengatakan, sepekan ke depan harga batubara masih akan menguat. Potensi penguatan ini antara lain bisa tampak pada moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area positif.
Juni memperkirakan, harga batubara akan menguat ke kisaran US$ 89,37-US$ 92,11 per metrik ton. Sementara Wahyu memprediksikan, sepekan ke depan, harga batubara akan menguat di kisaran US$ 80-US$ 90 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News