kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Transaksi Bakrie Toll terganjal soal kredit


Selasa, 07 Mei 2013 / 06:00 WIB
Transaksi Bakrie Toll terganjal soal kredit
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati kendaraan roda empat yang dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD Tangerang, Senin (15/11). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/11/2021.


Reporter: Narita Indrastiti, Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Hingga kini, transaksi penjualan seluruh saham PT Bakrie Toll Road (BTR) milik PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) kepada Grup MNC belum juga tuntas. Kubu ELTY beralasan, terhambatnya transaksi senilai Rp 2 triliun tersebut lantaran pembahasan pengambilalihan fasilitas kredit sindikasi perbankan dan jaminan perusahaan (coorporate guarantee) bagi pembangunan ruas-ruas tol BTR belum juga rampung.

Fasilitas kredit tersebut berasal dari sindikasi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) senilai Rp 1,35 triliun. Jumlah itu terdiri dari kredit investasi dan kredit konstruksi masing-masing sebesar Rp 1,24 triliun dan Rp 114,1 miliar.

Pinjaman tersebut, oleh pihak Bakrie telah digunakan untuk keperluan pembangunan jalan tol Kanci-Penjagan. Nah, karena pengambilalihan fasilitas kredit dari Grup Bakrie kepada Grup MNC belum disetujui oleh BNI, maka otomatis transaksi pembelian BTR senilai Rp 2 triliun juga belum usai.

Gara-gara transaksi yang belum tuntas itu laporan keuangan ELTY pun belum dipublikasikan. Hingga kini, ELTY belum menyerahkan laporan keuangan akhir tahun 2012 dan laporan kuartal pertama 2013.

Kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen ELTY menjelaskan, laporan buku Bakrie Toll  Road hingga Oktober 2012 meang masih dikonsolidasikan ke laporan keuangan ELTY. Namun, sejak BTR beralih kepemilikan ke Grup MNC, BTR belum menuntaskan laporan keuangan hingga akhir 2012.

Hal itu pula yang membuat ELTY belum bisa melaporkan laporan keuangan 2012 lalu. "Secara legal belum selesai," terang Nuzirman Nurdin, Head of Investor Relation ELTY, Jumat (3/5).

Nuzirman menegaskan, hingga kini pihaknya juga belum mendapatkan dana segar dari Grup MNC sebagai mahar atas transaksi tersebut.

Mempercantik kinerja

Steven Gunawan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas berpendapat, kalau pendapatan dari penjualan BTR tidak masuk dalam laporan keuangan ELTY, maka kinerja emiten properti Grup Bakrie tersebut bakal terpuruk.

 
“Penjualan BTR itu sangat menopang revenue-nya. Sehingga labanya jadi tidak minus,” ujar Steven. Sebab, kata Steven, sampai kuartal III 2013 lalu, kinerja ELTY sudah terpuruk. ELTY kala itu membukukan rugi bersih senilai Rp 133,01 miliar. Molornya rilis laporan keuangan ELTY, menurut Steven, kemungkinan ELTY menunggu pembukuan dari penjualan BTR sehingga akan mempercantik laporan keuangannya.

Namun bagi Thendra Crisnanda, analis BNI Securities, penjualan BTR itu sebenarnya di bawah harga pasar sehingga ELTY malah merugi jika memasukkan transaksi itu pada laporan keuangan. “Grup Bakrie menjual BTR itu sebenarnya at discount karena nilai buku bersih BTR di 2011 mencapai Rp 2,92 triliun. Sedangkan, nilai penjualan ke Grup MNC hanya Rp 2 triliun,” jelas dia.

Sehingga, menurut Thendra, jika penjualan BTR dibukukan, maka akan ada kerugian penurunan aset sebesar Rp 900 miliar.  Ia bilang, penopang kinerja ELTY pada 2012 dan kuartal I 2013 sebetulnya terletak pada penjualan aset ELTY lain, yaitu Lido Resort. Namun sayang, aset yang dilepas senilai Rp 1 triliun itu tidak diketahui nilai wajarnya, karena hanya tertera angka Rp 689 miliar yang berupa keseluruhan nilai atas tanah milik ELTY di wilayah tersebut.

Tapi, penjualan BTR itu akan memberi sentimen positif bagi ELTY. Sebab, kata Thendra, debt to equity ratio (DER) ELTY akan turun menjadi 0,4 kali dari sebelumnya di level 0,61 kali. Kemarin, harga saham ELTY anteng di Rp 52 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×