kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

TRAM Alpha maksimalkan efek saham hingga 79%


Rabu, 04 Februari 2015 / 17:05 WIB
TRAM Alpha maksimalkan efek saham hingga 79%
ILUSTRASI. Ini jadwal lengkap MPL ID S12 babak reguler minggu kelima, Minggu, 20 Agustus 2023


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Komposisi reksadana campuran bisa menentukan tingkat resiko produk tersebut. Bahkan sejumlah produk reksadana campuran sengaja diterbitkan Manajer Investasi (MI) dengan tingkat resiko dan potensi imbal hasil tinggi yang tidak jauh dari reksadana saham.

PT Trimegah Asset Management (Trimegah-AM) misalnya, punya produk reksadana campuran yang kebijakan investasinya mayoritas di efek saham. Produk tersebut dinamakan TRAM Alpha.

Direktur Utama Trimegah-AM, Denny Thaher mengungkapkan kebijakan investasi produk ini dapat memaksimalkan efek saham hingga 79%. “Ada produk campuran kami yang lain hanya 75%, seperti TRIM Kombinasi 2. TRAM Alpha kita maksimalkan di efek saham,” ujar Denny. Ia menambahkan kebijakan ini memang disesuaikan dengan target pasar TRAM Alpha.

Trimegah-AM punya kebijakan lebih khusus bagi TRAM Alpha dari segi pemilhan efek sahamnya. Mulanya tim investasi akan mengumpulkan 100 hingga 110 emiten saham yang dipandang berprospek baik dari hasil riset internal. Saham-saham tersebutlah yang menjadi calon aset dasar dari TRAM Alpha.

Kemudian, setelah didapat 100 hingga 110 emiten saham tadi, Trimegah-AM akan menggunakan strategi kombinasi antara top down dengan bottom up. Awalnya, tim investasi akan menganalisa kondisi makro ekonomi agar mendapat sektor saham unggulan.

“Setelah mendapat sektor kita pilih emiten berdasarkan strategi bottom up,” tambah Denny. Strategi ini dikenal sebagai strategi yang mendahulukan faktor fundamental emiten. Tak hanya itu, aset dasar efek saham TRAM Alpha juga harus lulus beberapa syarat seperti tingkat likuiditas tertentu dan nilai kapitalisasi pasar yang batasannya telah ditentukan oleh tim investasi. “Kita juga pertimbangkan ulasan emiten tersebut dari broker-broker internasional,” paparnya.

Sementara untuk porsi obligasi, meski relatif kecil, TRAM Alpha hanya mengoleksi obligasi korporasi dengan minimum peringkat A- dan bertenor 3 tahun hingga 5 tahun. Tidak ada batasan sektor emiten penerbit dalam pemilihan obligasi korporasi.

“Prediksi kami target return obilgasi korporasi di 2015 sekitar 9,3%. 8,8% berasal dari pemberian kupon dan 0,5% dari kenaikan harga,” kata Denny. Sehingga aset dasar obligasi korporasi di TRAM Alpha setidaknya bisa melebihi target tersebut.

Mengutip Infovesta Utama, per 3 Februari 2015 Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaaan (NAB/UP) TRAM Alpha 2 sebesar Rp 1.163,68. Sejak diterbitkan pada 1 Mei 2013 produk ini telah memberi imbal hasil 16,36%.

Dana kelolaannya per Desember 2014 kemarin sebesar Rp 54,52 miliar. Denny menargetkan total tersebut bisa menjadi Rp 100 miliar pada akhir tahun ini. Produk ini membebaskan biaya pembelian atau 0%. Namun mengutip biaya penjualan maksimal 2% di bawah 1 tahun dan 0% setelah 1 tahun. Minimum investasi produk ini sebesar Rp 100.000.

Analis Infovesta Utama Yosua Zisokhi mengatakan efek saham yang mendominasi portofolio tentu kinerjanya fokus pada pertumbuhan pasar saham. Ia mengatakan MI yang menerapkan strategi tersebut bisa melihat pertumbuhan indeks sektoral yang lajunya lebih kencang dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Januari kemarin misalnya sektor properti, konsumsi, perdagangan dan aneka industri dapat melaju lebih kencang dari IHSG,” imbuh Yosua. Ia menilai perpaduan dari saham-saham sektor tersebut bisa mengerek pertumbuhan NAB/UP reksadana campuran yang menitik beratkan pada efek saham.

Melihat perkembangan sepanjang Januari lalu di mana IHSG belum tumbuh siginifikan, potensi  indeks imbal hasil tahunan reksadana campuran akhir tahun 2015 di sekitar 7,9% sampai 9,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×