kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Trada Maritime perbesar angkutan batubara


Sabtu, 21 Mei 2011 / 09:07 WIB
Trada Maritime perbesar angkutan batubara
Pilihan lengkap varian warna Galay Note10 Ultra: Mystic Broze, Mystic Black, dan Mystic White


Reporter: Raka Mahesa W, Anna Suci Perwitasari | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Trada Maritime Tbk (TRAM) semakin ekspansif. Setelah menguasai pasar domestik dengan jasa penyediaan kapal floating, storage & offloading (FSO) serta transportasi muatan cair, TRAM berniat menggarap bisnis transportasi curah kering.

Perusahaan pelayaran ini membidik pengangkutan batubara. "Tahun ini kami menargetkan pendapatan dari pengangkutan batubara bisa berkontribusi sekitar 30% dari total pendapatan," kata Direktur Utama TRAM Teguh Arya Putra.

Dari jasa pengangkutan batubara tersebut, TRAM menargetkan bisa mencetak pendapatan minimal Rp 218,7 miliar. Tahun lalu, sektor pengangkutan batubara ini hanya menyumbang 10% dari total pendapatan. Maklum, mayoritas pendapatan TRAM masih berasal dari jasa pengangkutan minyak.

Saat ini, transportasi curah kering yang ditangani TRAM hanyalah pengangkutan batubara. TRAM belum akan melayani pengangkutan hasil perkebunan seperti karet dan kopi.

Di kuartal pertama 2011 lalu, TRAM mendapatkan kontrak baru untuk jasa pengangkutan batubara ini, yaitu dari PT Berau Coal Tbk (BRAU). Nilai kontrak penyewaan kapal oleh BRAU tersebut sebesar US$ 6 juta dengan jangka waktu lima tahun.

Tahun ini TRAM menargetkan pendapatan bisa naik minimal 80% dari realisasi pendapatan di 2010. Tahun lalu, pendapatan perusahaan pelayaran ini mencapai Rp 405 miliar.

TRAM juga menargetkan laba bersihnya tahun ini bisa naik sekitar dua kali lipat dari perolehan laba bersih 2010 menjadi Rp 212 miliar. Akhir tahun lalu, TRAM mencatatkan laba bersih Rp 106 miliar.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada menilai keputusan TRAM masuk ke jasa pengangkutan batubara ini tepat. "Pilihan kegiatan usaha mereka jadi lebih banyak," jelasnya. Apalagi saat ini bisnis batubara masih cerah dan harga komoditasnya tinggi.

Beli kapal bekas

Untuk mendukung peningkatan kontribusi dari sektor pengangkutan batubara ini, TRAM akan melakukan penambahan armada muatan curah kering. Tahun ini perusahaan pelayaran tersebut berniat menambah tiga kapal untuk layanan jasa angkutan curah kering. "Di awal tahun kami sudah membeli kapal Panamax yang memiliki kapasitas angkut 72.000 DWT," ujar Direktur Keuangan TRAM Adrian E. Sjamsul.

Harga kapal tersebut mencapai US$ 30 juta. Adrian memaparkan, kapal yang dibeli TRAM tersebut adalah kapal bekas. "Tapi kami juga memilih kapal yang masih layak pakai dan umur kapalnya juga masih baru," ucap dia.

TRAM lebih memilih membeli kapal bekas ketimbang kapal baru lantaran harganya lebih murah. Dengan demikian, TRAM juga bisa mengenakan harga sewa yang lebih murah kepada penyewa.

Selain menambah kapal untuk muatan curah kering, TRAM juga berniat menambah kapal FSO. Rencananya, total TRAM akan menambah kapal baru sebanyak enam unit.

Untuk mendanai pembelian kapal tersebut, TRAM tengah menjajaki pinjaman dari perbankan sebesar US$ 90 juta. "Saat ini ada tiga bank yang sedang kami jajaki, yaitu Bank Mandiri, ICBC dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi," lanjut Adrian.

TRAM kemungkinan hanya akan mengambil pinjaman dari satu bank saja, bukan dari sindikasi perbankan. Dengan cara demikian, mekanisme pembayarannya lebih mudah.

Reza menilai langkah TRAM mencari pinjaman tidak akan menekan kinerja keuangan mereka. Ia memandang nilai pinjaman yang dicari oleh TRAM masih wajar. "Debt to equity ratio mereka juga masih rendah, lagipula itu kan untuk jangka panjang," kata Reza.

Namun Reza menilai target pertumbuhan pendapatan TRAM sebesar 80% terlalu optimistis. Pasalnya, emiten ini juga harus menghadapi kenaikan harga minyak. Reza juga melihat laba bersih TRAM maksimal akan naik sekitar 42%-45%.

Reza memprediksi kontribusi dari bisnis pengangkutan batubara terhadap pendapatan TRAM cuma sekitar 20%-25%. Apalagi, pesaing TRAM di sektor ini cukup banyak. Meski begitu, Reza menilai sektor bisnis pelayaran, termasuk angkutan batubara, masih menjanjikan.

Karena itu, Reza berani memasang rekomendasi beli untuk saham ini. Ia memperkirakan harga saham ini dalam dua bulan ke depan bisa mencapai Rp 630 per saham. Dalam perdagangan kemarin, harga saham TRAM bertahan di level Rp 590 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×