kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

TPIA ubah peruntukan dana rights issue


Kamis, 31 Oktober 2013 / 18:21 WIB
TPIA ubah peruntukan dana rights issue
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas di area fasilitas pencairan gas alam di Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat,


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) baru saja menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan rencana rights issue atau Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

TPIA berencana menerbitkan saham baru sebanyak 220,766 juta saham atau sebesar 7,2% dari jumlah saham yang ditempatkan. Harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 6.750 per saham, sementara nilai nominal saham baru sebesar Rp 1.000. Sehingga total dana yang akan diperoleh sebesar US$ 130 juta.

Suryandi, Direktur TPIA menyampaikan dana yang akan diperoleh dari rights issue tersebut akan digunakan untuk dua hal aktivitas ekspansi perseroan. "81% dana yang diperoleh untuk peningkatan kapasitas produksi naphtha cracker dan 19% dana untuk injeksi modal pembangunan pabrik Synthetic Rubber Indonesia dengan Michelin," jelas Suryadi usai RUPSLB tersebut di kantornya, Kamis (31/10).

Itu artinya dana sebesar US$ 105,3 juta digunakan untuk ekspansi Naphtha Cracker dan sisanya US$ 24,7 juta untuk modal perusahaan joint venture dengan Michelin.

Suryandi menjelaskan bahwa TPIA berencana menambah kapasitas produksi naphtha cracker hingga 43% dari saat ini. Ekspansi produksi tersebut menelan dana senilai US$ 380 juta. Rencananya, TPIA akan mulai menambah kapasitas produksi naphtha cracker pada awal tahun 2014 dan diproyeksikan akan selesai di akhir tahun 2015.

Kapasitas produksi etilena, misalnya, akan meningkat dari 600.000 ton per tahun menjadi 860.000 ton per tahun. Begitu juga, produksi propilena akan naik dari 320.000 ton menjadi 470.000 ton per tahun. Kenaikan kapasitas produksi juga terjadi pada produk Pyga (Pyrolysis gasoline) dari 280.000 ton menjadi 400.000 ton per tahun. Kapasitas produksi produk mixed C4 juga meningkat dari 220.000 ton menjadi 315.000 ton per tahun.

Sementara, pembangunan pabrik joint venture dengan Michelin akan dimulai pada tahun 2015 dan diproyeksikan akan selesai di tahun 2017. "Kami pegang 45% saham joint venture melalui anak usaha Synthetic Rubber Indonesia," jelas Suryandi.

Sebelumnya, Erwin Ciputra, Presiden Direktur TPIA mengatakan, dana hasil rights issue seluruhnya bakal digunakan untuk ekspansi produksi naphtha cracker saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×