kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

TPIA rights issue maksimal 280 juta saham


Sabtu, 25 Maret 2017 / 14:33 WIB
TPIA rights issue maksimal 280 juta saham


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berniat menambah modal melalui skema penerbitan saham dengan memberikan hak memesan efek terlebih dulu (HMETD) atau rights issue. Manajemen TPIA akan memakai dana itu untuk menambah kapasitas produksi dan diversifikasi portofolio produk. Rights issue tersebut juga untuk memenuhi syarat minimal saham beredar di publik atau free float sebesar 7,5%.

Presiden Direktur TPIA Erwin Ciputra menyebutkan, transaksi ini memungkinkan TPIA memperoleh dana untuk menutup belanja modal (capital expenditure). Satu hal yang pasti, aksi rights issue ini akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham TPIA. "Serta meningkatkan akses perseroan terhadap pasar modal domestik dan internasional," ujar Erwin dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat (24/3).

Di aksi korporasi nanti, TPIA akan menerbitkan maksimal 280 juta saham atau 7,85% dari total saham. Kelak, kepemilikan pemegang saham TPIA yang tidak menggunakan haknya akan terdilusi sebesar maksimum 7,85%. "Syarat dan ketentuan mengenai HMETD, termasuk harga penawaran saham dan jumlah saham akhir yang ditawarkan, akan diumumkan pada saatnya nanti," kata Erwin.

Sebelum menggelar rights issue, TPIA akan meminta restu rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 2 Mei 2017. Manajemen Chandra Asri menargetkan aksi rights issue tersebut rampung pada kuartal ketiga tahun ini.

TPIA ingin membangun dan mengoperasikan kompleks pertrokimia terpadu, berdekatan dengan kompleks petrokimia di Cilegon, Banten.

Kompleks baru berskala dunia ini akan terdiri dari fasilitas cracker ethylene berkapasitas 1 juta ton per tahun dan berbagai turunan hilirnya. Manajemen TPIA tengah melakukan studi kelayakan untuk memperluas bisnis itu.

Pada 2016, TPIA mencetak laba bersih US$ 300,1 juta. Angka tersebut meningkat tajam, dibandingkan laba 2015 senilai US$ 26,3 juta. Sedangkan pendapatan tahun lalu mencapai US$ 1,93 miliar, naik 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai, rencana TPIA mengembangkan kompleks petrokimia terintegrasi berefek positif bagi bisnisnya. TPIA bisa menghadirkan produk bernilai tambah, tidak hanya menjual bahan kimia, namun juga produk manufaktur berupa bahan jadi. Reza merekomendasikan buy TPIA dengan target Rp 26.000 per saham. Harga TPIA kemarin ditutup di Rp 23.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×