kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

TOPS mengejar proyek perumahan


Jumat, 23 Juni 2017 / 10:49 WIB
 TOPS mengejar proyek perumahan


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) menargetkan bisa mendapatkan kontrak baru senilai Rp 3 triliun tahun ini. Emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini bakal fokus mengejar proyek-proyek perumahan pemerintah untuk memenuhi target.

TOPS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi gedung bertingkat yang meliputi apartemen, kantor, hotel dan pusat belanja. Sebagian besar kontrak yang diperoleh Totalindo merupakan kontrak segmen high-end. Porsinya sekitar 45%. Lalu kontrak mid-end sekitar 29% dan low-end sebesar 23%. Dari jenis bangunan, sekitar 60% kontrak disumbang proyek apartemen dan bangunan.

Direktur Utama Totalindo Eka Persada Donald Sihombing yakin target kontrak baru Rp 3 triliun bakal tercapai. Sebab, hingga saat ini TOPS sudah menjaring kontrak baru sekitar Rp 1,5 triliun.

Kontrak yang diperoleh perusahaan sebagian besar berasal dari proyek-proyek milik pemerintah. Porsinya sekitar 52,4%. Sisanya merupakan proyek swasta. Donald menyebut kontrak swasta tersebut berasal dari empat proyek, yaitu proyek Marriott Ubud, Green Sedayu, Rusun Nagrak dan Penggilingan.

Saat ini, TOPS sedang mengikuti lima tender dengan total nilai proyek Rp 2,5 triliun. "Secara verbal kami sudah dapat lagi hampir Rp 500 miliar dari Sedayu City," ujar Donald beberapa waktu lalu.

Menurut Donald, ke depan TOPS bakal mengincar proyek-proyek milik pemerintah. Sebab, kebutuhan perumahan masih sangat besar. Secara nasional kebutuhan perumahan mencapai 15 juta. Sekitar 11% di antaranya merupakan kebutuhan dari wilayah Jakarta. Ini menjadi peluang bagi Totalindo, karena sebagian besar proyek yang dikerjakan berada di Jabodetabek.

Pada Agustus dan September, biasanya pemerintah akan menggelar lelang untuk pembangunan perumahan. Rencananya TOPS bakal ikut tender tersebut. "Kami akan fokus ke proyek pemerintah, khususnya rumah susun," kata Donald.

Direktur Keuangan TOPS Eko Wardoyo mengatakan, untuk merealisasikan target kontrak baru Rp 3 triliun, pihaknya bakal mengalokasikan working capital atau modal kerja sebesar Rp 309 miliar. TOPS akan menggunakan modal kerja ini untuk menggarap proyek-proyek yang didapat. "Dananya diambil dari hasil initial public offering (IPO)," kata dia.

Tahun ini Totalindo menganggarkan Rp 174 miliar untuk pembayaran sebagian utang kepada kreditur. Pengurangan outstanding funds ini dalam rangka menurunkan gearing ratio. Jika gearing ratio turun, TOPS masih punya ruang yang lebar untuk ekspansi lagi.

Menurut Eko, pihaknya belum akan menggelar aksi korporasi apapun setelah IPO. TOPS menganggarkan capital expenditure (capex) senilai Rp 25,8 miliar. "Dana ini untuk pembelian mesin, alat berat, dan peralatan konstruksi, antara lain berupa aluma systemtower cranepassenger hoist, dan concrete pump," papar dia.

Dalam mengerjakan proyek-proyek gedung tinggi, TOPS mengoptimalkan penggunaan aluma system. Sistem ini diyakini memiliki efisiensi lebih tinggi dari segi waktu pengerjaan dan pengeluaran biaya dibandingkan dengan metode konvensional.

TOPS memperkirakan, kebutuhan masyarakat Indonesia atas hunian vertikal, seperti rusunami, rusunawa dan apartemen, akan terus meningkat, terutama di Jakarta. Teknologi aluma system yang digunakan TOPS akan membawa keunggulan tersendiri dalam mengerjakan proyek-proyek gedung tinggi.

Tahun lalu TOPS mencatatkan kinerja yang ciamik. Pendapatan TOPS melompat 108,9% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,1 triliun. Laba tahun berjalan TOPS di 2016 tumbuh 49,4% menjadi Rp 201 miliar.

Tahun ini TOPS mengincar peningkatan pendapatan sebesar 14% ke angka Rp 3,4 triliun dengan kenaikan laba 30% menjadi Rp 270 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×