Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berniat fokus meningkatkan kualitas layanan produk tahun depan, termasuk layanan 4G. Untuk itu, perusahaan halo-halo ini bakal gencar membangun base transceiver station (BTS) tahun depan.
Di bisnis seluler, anak usaha TLKM, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), menyiapkan capital expenditure (capex) Rp 14,8 triliun, naik 15% dibanding tahun ini. Sebagian besar dana ini dialokasikan untuk membangun BTS, terutama di daerah-daerah pelosok dan perbatasan.
Analis NH Korindo Securities Arnold Sampeliling mengatakan, adanya proyek infrastruktur telekomunikasi yang dibuat pemerintah, yaitu Palapa Ring, akan membuka sumber pendapatan baru dari daerah-daerah terpencil dan daerah terluar Indonesia bagi TLKM.
"Apalagi TLKM memiliki keunggulan pada ekspansi, dengan mempertimbangkan debt to equity ratio (DER) yang baik, yaitu sekitar 30%," tulis Arnold dalam risetnya.
Di kuartal tiga tahun ini, kinerja TLKM positif dengan pendapatan Rp 29,7 triliun, naik 10,6% ketimbang periode yang sama tahun lalu . Laba bersih mencapai Rp 4,8 triliun, naik 17% dibanding 2015. Kontribusi bisnis layanan data pada pendapatan diperkirakan akan terus meningkat dan mengambil alih kontribusi pendapatan dari layanan telepon.
"Segmen data secara bertahap akan mengambil alih pendapatan," ungkap Arnold.
Analis Sinarmas Sekuritas Evan Lie Hadiwidjaja mengatakan, TLKM selama ini agresif dalam membangun BTS. Ini yang membuat pangsa pasar TLKM tangguh. Dalam sembilan bulan tahun ini, TLKM membangun lebih dari 20.000 BTS. Ini telah melampaui rata-rata pembangunan BTS tiga tahun terakhir .
Pembangunan BTS ini akan memperkuat sinyal layanan 3G dan 4G. "Bisnis ini, di tahun-tahun mendatang pertumbuhannya akan semakin kuat, mengingat pertumbuhan smartphone," ujar Evan.
Cuma, bisnis TLKM menghadapi risiko jangka pendek, yaitu jika pemerintah jadi menetapkan tarif interkonesi. Ini tentu akan mengganggu bisnis TLKM, mengingat perusahaan pelat merah ini bergantung pada interkoneksi.
Analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe mengatakan, jika dilihat secara industri sebetulnya sektor telekomunikasi masih berat dan penuh tantangan. TLKM beruntung karena memiliki jaringan luas.
"Kalau kita lihat pendapatan dan laba bersihnya bisa naik 5% sampai 10%," kata dia.
Kiswoyo menyambut baik langkah TLKM terus melakukan pembangunan BTS ke daerah-daerah terpencil dan terluar di Indonesia. Meski awalnya memakan banyak dana, jaringan luas ini nantinya akan menguntungkan TLKM karena meningkatkan kualitas layanan data.
Arnold memperkirakan TLKM akan mengantongi pendapatan Rp 117,15 triliun tahun ini, naik 14,33% jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun lalu. Ia memprediksi laba bersih mencapai Rp 19,06 triliun, naik 23,1%.
Sementara, pendapatan dan laba TLKM tahun depan akan tumbuh maisng-masing 14,8% dan 22,7% jadi Rp 134,46 triliun dan Rp 23,39 triliun. Arnold merekomendasikan beli TLKM dengan target harga Rp 4.660.
Evan merekomendasikan beli TLKM dengan target harga Rp 4.785. Kiswoyo merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 4.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News