Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Produsen kertas PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) optimistis kinerja perusahaan pada kuartal ketiga 2009 berangsur-angsur membaik. Anak usaha Grup Sinarmas ini berharap kenaikan harga kertas dan peningkatan permintaan produk dari negara tujuan ekspor akan mendongkrak naik laba bersihnya.
Kedua hal itu, terutama pemulihan ekonomi China dan Jepang, membuat TKIM bisa sedikit bernafas lega. "Saat ini mulai terjadi peningkatan permintaan kertas dari China dan Jepang," ujar Agustian R. Partawidjaja, Direktur TKIM, kemarin (19/8).
Oleh sebab itu, pria yang akrab disapa Yan Partawidjaja itu berharap, kinerja perusahaannya juga akan membaik. Pada akhir September 2009, laba bersih TKIM diharapkan akan mulai meningkat. "Kami mengharapkan ada kenaikan 10% -15%," tutur Yan.
Sekadar mengingatkan, pada laporan keuangan kuartal kedua 2009, laba bersih perusahaan kertas ini turun sekitar 56,32% dari periode yang sama tahun 2008, menjadi US$ 16,39 juta.
Jika asumsi Yan tersebut terbukti, maka laba bersih Tjiwi Kimia pada kuartal ketiga ini akan mencapai US$ 18,03 juta hingga US$ 18,84 juta. Perkiraan ini dengan asumsi bahwa laba bersih TKIM kuartal ketiga 2009 naik 10%-15% dari laba bersih kuartal kedua 2009.
Yan menyatakan, kinerja TKIM kuartal kedua turun akibat penggunaan bahan baku hasil pengadaan awal tahun 2009. Harga bahan baku tersebut lebih mahal karena belum menyesuaikan dengan kondisi krisis. Di sisi lain, harga jual kertas produk Tjiwi Kimia di pasar dunia justru menurun.
Kini, dengan membaiknya perekonomian global, ketimpangan harga kertas dan harga bahan baku tersebut sedikit demi sedikit bisa berkurang. Yan juga menyatakan, supaya kinerja perusahaan milik taipan Eka Tjipta ini lebih maksimal, TKIM akan lebih berhati-hati melakukan aksi korporasi.
Yan menegaskan, TKIM tidak akan melancarkan aksi korporasi apa pun pada tahun ini.
"Karena sampai sekarang masih terkena dampak krisis, kami tidak bisa sembarangan melakukan aksi korporasi," tuturnya.
Nasib saudara TKIM, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) tidak sebaik TKIM. Naga-naganya, kinerja produsen bubur kertas ini tidak segera bangkit dalam waktu dekat. "Sebab produk INKP itu bubur kertas. Masalahnya harga bubur kertas tak sebaik harga kertas," kata Yan.
Pada penutupan perdagangan pasar saham kemarin, harga saham TKIM berakhir di level Rp 1.800 per saham, turun 2,70% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Adapun harga saham INKP berakhir di posisi Rp 1.680 per saham. Harga ini turun 7,18% ketimbang posisi sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News