Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berupaya memperbaiki kembali kinerjanya pada sisa 2025. Optimisme ini didukung oleh tren positif pergerakan harga komoditas timah sepanjang 2025 berjalan.
Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan menyampaikan, berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025, TINS menargetkan produksi bijih timah sebanyak 21.500 ton Sn pada tahun ini. Selain itu, TINS juga menargetkan produksi logam timah sebanyak 21.545 metrik ton dan volume penjualan sebanyak 19.065 metrik ton pada 2025.
Sayangnya, sepanjang Januari—September 2025, TINS hanya mampu memproduksi 12.197 ton Sn bijih timah atau menurun 20% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Produksi logam timah TINS juga mengalami penurunan 25% yoy menjadi 10.855 metrik ton hingga kuartal III-2025. Begitu pula dengan volume penjualan logam timah TINS yang ikut terkoreksi 29% yoy menjadi 9.519 metrik ton.
TINS belum mengumumkan hasil kinerja keuangan per kuartal III-2025. Namun, kinerja keuangan TINS pada paruh pertama 2025 pun kurang memuaskan seiring lesunya capaian operasional perusahaan.
Dalam hal ini, pendapatan TINS berkurang 19% yoy menjadi Rp 4,22 triliun. Laba bersih TINS juga merosot 31% yoy menjadi Rp 300 miliar.
Baca Juga: Kinerja Timah (TINS) Prospektif Usai Dapat 6 Smelter, Ini Rekomendasi Analis
Manajemen TINS tetap percaya diri dapat memulihkan kinerjanya sekaligus memenuhi target yang ditetapkan dalam RKAP 2025. TINS dapat memanfaatkan tren penguatan harga timah untuk meningkatkan margin keuntungan setidaknya dalam jangka pendek.
Dengan mengacu pada konsensus pasar, TINS memperkirakan harga logam timah berjangka di London Metal Exchange (LME) berada di kisaran US$ 32.000—34.000 per metrik ton sampai akhir 2025. Sedangkan hingga kuartal III-2025, harga rata-rata logam timah naik 12,81% yoy menjadi 32.128,07 per metrik ton. Dalam tiga bulan terakhir, harga rata-rata logam timah juga tumbuh 12,50% menjadi US$ 32.199,02 per metrik ton.
“Kenaikan harga timah dipicu oleh kebutuhan konsumsi yang lebih tinggi 2% dibandingkan produksi global yang ada, di mana 53% penggunaan timah di dunia untuk produk solder,” ujar Rendi dalam paparan publik, Rabu (15/10/2025).
Baca Juga: Timah (TINS) Optimistis Produksi Timah 30.000 Ton di Tahun 2026, Ini Kuncinya
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah Fina Eliani menambahkan, pihaknya bakal meningkatkan produktivitas terutama pada Oktober sampai Desember 2025 melalui pembukaan tambang baru di darat serta menambah armada kapal untuk penambangan di area laut.
Dalam materi paparan publik, pada 2025 dan 2026 TINS berencana melaksanakan pembukaan Tambang Beriga dengan potensi bijih logam kurang lebih 4.000 ton Sn, Tambang Rias dengan potensi sekitar 2.297 ton Sn, dan Laut Oliver dengan potensi sumberdaya kurang lebih 39.900 ton Sn. TINS juga mengoptimalkan kerja sama kemitraan kapal isap produksi dengan target sebanyak 60 unit.
“Kami juga mendapat dukungan pemerintah untuk menertibkan tambang ilegal, sehingga produksi kami bisa lebih optimal dalam tiga bulan terakhir tahun ini,” jelas Fina
Sementara itu, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, sawat ini TINS masih menghadapi tantangan berat dari sisi operasional seperti kendala cuaca hingga izin penambangan yang ketat.
TINS pun berpotensi agak kesulitan untuk memenuhi target kinerjanya, mengingat ada selisih yang cukup jauh antara proyeksi dan realisasi kinerja. Namun, selama harga timah global stabil dan terjadi perbaikan permintaan ekspor, kinerja TINS berpeluang pulih secara moderat.
“Ke depannya, TINS perlu fokus pada efisiensi biaya, modernisasi tambang, dan optimalisasi cadangan agar profitabilitas bisa berbalik naik,” kata dia, Rabu (15/10/2025).
Wafi merekomendasikan hold saham TINS dengan target harga di level Rp 3.000 per saham. Saat ini, saham TINS masih disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat kenaikan harga kumulatif yang signifikan, terutama sejak akhir September 2025.
Selanjutnya: Inggris Lolos ke Piala Dunia 2026, Ronaldo Catat Rekor Baru
Menarik Dibaca: Ditusi Berawal dari Toko Komunitas Gamer Jadi Platform Top Up Game
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News