Reporter: Dede Suprayitno, Riska Rahman | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor pada Senin (3/7). Indeks naik 1,38% dibandingkan dengan penutupan akhir Juni ke 5.910,23. IHSG naik 11,58% secara year to date (ytd).
Ada beberapa sektor yang mencatatkan pertumbuhan melebihi IHSG. Sektor finansial tumbuh 19,29% ytd. Sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi tumbuh 15,45%. Sektor industri dasar dan kimia tumbuh 16,32%.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menyatakan, sentimen yang menjadi pemanis sektor perbankan di antaranya faktor suku bunga yang rendah. Kenaikan peringkat utang dari Standard & Poor's (S&P) juga mendongkrak sektor ini. "Ini akan membuat cost of fund turun, sehingga menjadi stimulus pertumbuhan kredit," kata Hans pada KONTAN, kemarin.
Dia menyatakan, pertumbuhan kredit saat ini telah mencapai double digit. Hal tersebut tak terlepas dari membaiknya non-performing loan (NPL) atau kredit macet yang rendah.
Di sektor infrastruktur dan utilitas, Hans mencermati saham TLKM dan PGAS bisa jadi pilihan koleksi. Dia juga mencermati saham JSMR yang rebound usai melakukan rights issue.
Menurut Hans, akan ada dua sentimen besar yang bisa mempengaruhi kinerja sektor ini. Sentimen global berupa kenaikan Fed funds rate. Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut bisa mempengaruhi likuiditas dollar AS.
Dari dalam negeri, realisasi penerimaan negara juga berpengaruh pada indeks. Penerimaan pajak yang rendah bisa menyebabkan adanya pengurangan anggaran, yang akan membuat defisit menjadi semakin lebar. "Hal ini tak bagus untuk sektor infrastruktur," tambah Hans.
Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido menyatakan, kondisi ekonomi makro saat ini masih memungkinkan sektor infrastruktur bertumbuh. Dia lebih tertarik pada sektor yang bergerak di bidang infrastruktur. "Hal ini berkaitan dengan pembangunan yang sedang digalakkan pemerintah," terang Kevin.
Menurut dia, saham JSMR dan TLKM masih bisa dikoleksi untuk jangka panjang. Selain itu, Kevin juga melihat sektor industri dasar, khususnya semen dan pakan ternak, masih berpotensi tumbuh sampai akhir tahun. "Sentimen dari dalam yaitu inflasi, suku bunga yang terjaga memberikan potensi yang baik yang bagi sektor tersebut," kata dia. Kevin merekomendasikan saham SMGR, CPIN dan JPFA.
Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas, menambahkan, wajar bila saham-saham sektor keuangan mencapai rekor terbaru. Apresiasi pasar terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih baik. "Berdasarkan data terakhir, pertumbuhan mencapai 5,01% dengan target ke depan 5,2%. Hal ini mendorong apresiasi pasar masih dalam teritori positif," ujar Lucky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News