Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Bursa AS ditutup di zona negatif pada penutupan transaksi semalam (27/10). Berdasarkan data CNBC, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average turun 29,65 poin atau 0,16% menjadi 18.169,68. Saham Verizon memimpin kenaikan. Sedangkan saham Boeing mencatatkan penurunan terdalam.
Sementara, indeks S&P 500 turun 6,39 poin atai 0,3% menjadi 2.133,04. Sektor real estate mencatatkan penurunan terdalam di antara delapan sektor lainnya. Sektor telekomunikasi menjadi sektor dengan lonjakan tertinggi.
Adapun indeks Nasdaq turun 34,29 poin atau 0,65% menjadi 5.215,97.
Dalam setiap tiga saham yang turun, terdapat satu saham yang naik di New York Stock Exchange. Volume transaksi perdagangan tadi malam melibatkan 966,32 juta saham dan volume transaksi gabungan mencapai 4,115 miliar saham.
Ada beberapa sentimen yang membuat Wall Street memerah. Beberapa di antaranya adalah rilis kinerja emiten, data ekonomi, dan turunnya harga obligasi di seluruh dunia.
"Saya rasa kita melihat adanya tarik menarik antara kinerja emiten dengan naiknya tingkat yield," ujar Jim Davis, regional investment manager The Private Client Group US Bank.
Sekadar informasi, secara umum, tingkat yield surat utang AS mengalami kenaikan. Sebagai contoh, yield obligasi bertenor dua tahun diperdagangkan di kisaran 0,88%. Sedangkan yield obligasi bertenor sepuluh tahun berada di kisaran 1,84%. Yield di sejumlah negara seperti Brazil, Italia, dan India juga meningkat.
Sedangkan dari sisi rilis kinerja emiten, sejumlah perusahaan membukukan kinerja yang sesuai dengan ekspektasi. Berdasarkan data dari The Earnings Scout, 50% dari emiten S&P 500 yang sudah merilis kinerjanya per Kamis pagi, sekitar 73% melampaui estimasi analis. Bahkan 61% di antaranya menorehkan penjualan yang melampaui prediksi.
Adapun dari sisi data ekonomi, tingkat pengajuan klaim pengangguran AS mengalami penurunan 3.000 menjadi 258.000 orang. AS akan merilis data tingkat PDB kuartal tiga pada hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
