kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tiga emiten mendapat keringanan pajak


Jumat, 25 Oktober 2013 / 06:34 WIB
Tiga emiten mendapat keringanan pajak
ILUSTRASI. Ilustrasi abrasi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.


Reporter: Narita Indrastiti, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Angin segar berhembus untuk industri padat karya. Pemerintah akhirnya memberikan insentif fiskal industri sektor tekstil, pakaian jadi, alas kaki, furnitur dan mainan anak-anak yang memiliki banyak pekerja.

Insentif fiskal itu, antara lain, berupa pengurangan pajak penghasilan (PPh) pasal 25. Ada 49 perusahaan yang akan mendapat insentif ini. Tiga diantaranya adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Pan Brothers Tbk (PBRX), dan PT Primarindo Asia Infrastruktur Tbk (BIMA).

Merujuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 124/PMK. 011/2013, pengurangan pajak diberikan paling tinggi 25% dari PPh pasal 25 untuk industri yang tidak berorientasi ekspor. Sedangkan, industri berorientasi ekspor diberi keringanan pajak 50%.

Selain keringanan pajak, insentif lain yang akan dinikmati tiga emiten itu adalah penundaan pembayaran PPh 29.

Kepala Riset BNI Securities, Norico Gaman mengatakan, keringanan pajak akan membantu kinerja ketiga emiten tersebut. Sebab, biaya bahan baku dan upah karyawan cukup banyak menggerus margin laba bersih mereka. Apalagi, tahun ini, upah minimum naik tinggi. Beban kian bertabah karena pertengahan tahun ini ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Hal itu cukup memberatkan emiten padat karya seperti SRIL. Tengok saja, biaya tenaga kerja SRIL meningkat 65,18% per Juni 2013. Belum lagi beban bahan baku SRIL yang juga naik 69%. "Pajak ini dihitung dari laba usaha. Sehingga kalau ada pengurangan, sedikit bisa membantu," jelas Norico, kemarin.

Kondisi sama dialami PBRX. Per Juni 2013, beban penjualan perusahaan garmen ini naik 29,9% menjadi US$ 142,3 juta. Sebagai emiten yang memiliki orientasi ekspor, PBRX bakal mendapat insentif pajak cukup besar. Apalagi, ekspor PBRX mencapai 90% dari total penjualan. "Pengurangan pajak ini juga bisa membantu kas perusahaan dan mencegah pengurangan karyawan," kata Norico.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, selama ini, pergerakan saham emiten sektor tekstil dan alas kaki sideways. Ini lantaran banyaknya sentimen negatif yang menerpa sektor bisnis ini. Menjadi kian berat karena emiten sektor ini harus bersaing dengan produk China. Reza menyarankan hold saham SRIL dan PBRX. Sementara saham BIMA tak ada rekomendasi karena sahamnya tak likuid. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×