Reporter: Cindy Silviana Sukma, Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan terhadap beberapa mata uang utama dunia. Greenback, sebutan valuta asing ini, terangkat menjelang pengumuman notulen rapat The Fed yang berlangsung Juli lalu. Rilis ini diharapkan pasar bisa menjawab kapan The Fed akan memangkas stimulus moneter mereka.
Pasangan EUR/USD, Rabu (21/8), pukul 19.00 WIB, melemah 0,15% menjadi 1,3397 dibandingkan sehari sebelumnya. Pairing AUD/USD terkoreksi 0,27% menjadi 0,9046, dan pasangan USD/JPY naik 0,21% menjadi 97,48.
Spekulasi pemangkasan stimulus moneter The Fed ini telah mengakibatkan investor keluar dari instrumen yang lebih berisiko dan memilih berburu dollar AS. Ini membuat dollar AS kian perkasa.
Meski selama beberapa pertemuan terakhir, Gubernur The Fed, Ben S Bernanke belum memberikan kepastian kapan stimulus akan dipangkas, namun spekulasi di pasar makin tinggi bahwa Bank Sentral AS itu akan mulai mengurangi pada September atau akhir tahun ini.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pasangan EUR/USD lebih banyak terpengaruh dollar AS yang sedang menguat. Belakangan euro bergerak stabil lantaran tidak ada sentimen berarti dari benua biru tersebut. "Secara teknikal pasangan ini masih berpotensi menguat," ujar Daru.
Adapun pelemahan pairing AUD/USD, menurut Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, juga akibat dollar Australia memang tengah tertekan. Ini setelah Bank Sentral Australia mengindikasikan penurunan suku bunga acuan lanjutan. Sentimen ini akan menekan dollar aussie.
Namun, jika rilis notulen tadi malam belum juga memberi kepastian pada pasar, maka dollar AS berpotensi tertekan. Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures bilang, penguatan dollar AS terhadap yen juga terjadi akibat rebound teknikal, selain aksi tunggu yang dilakukan oleh pasar menjelang rilis notulensi rapat The Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News