kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.320   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.541   37,02   0,49%
  • KOMPAS100 1.065   8,89   0,84%
  • LQ45 798   8,79   1,11%
  • ISSI 256   1,99   0,78%
  • IDX30 412   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 471   1,47   0,31%
  • IDX80 120   1,20   1,01%
  • IDXV30 123   0,67   0,55%
  • IDXQ30 132   0,32   0,24%

Tetap ada peluang mengail dividen


Sabtu, 26 Maret 2016 / 15:55 WIB
Tetap ada peluang mengail dividen


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Ekonomi yang melambat sepanjang tahun lalu memang menggerus margin laba sejumlah emiten. Namun, beberapa emiten masih berkomitmen menggelontorkan dividen.

Sebaiknya, investor mulai melihat-lihat prospek emiten penyebar dividen itu, agar bisa berbelanja tepat waktu dan menuai cuan manis. Baik emiten swasta dan BUMN bersiap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan penggunaan laba bersih tahun 2015.

Beberapa di antaranya bahkan sudah menentukan besaran dividen final. Yang terbaru, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang konsisten membagi dividen dengan rasio 15% dari laba bersih. Emiten ini menyebar dividen Rp 80 miliar atau Rp 3,51 per saham.

Dengan harga saham Rp 1.175 per saham, dividen yield LPKR sekitar 0,3%. Jika dibandingkan harga per saham Rp 1.035 pada 30 Desember 2015, setara imbal hasil sebesar 0,34%.

Jika dibanding dividen final tunai tahun 2014, nilai dividen LPKR turun. Tahun buku 2014, LPKR membagi dividen Rp 16,68 per saham atau mencapai Rp 380 miliar. Penurunan dividen ini seiring anjloknya laba bersih 79% menjadi Rp 535,3 miliar. Tahun 2014, LKPR masih mencetak laba bersih Rp 2,55 triliun.

Emiten BUMN juga konsisten menyebar dividen meski beberapa diantaranya harus menghadapi penurunan laba bersih. Dari sektor pertambangan, PT Timah Tbk (TINS) berkomitmen membagikan dividen, meski laba merosot 85%. "Ini janji kami ke pemegang saham. Besarannya tergantung kebutuhan, setidaknya sama dengan prospektus," ujar Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS, (24/3).

RUPS menetapkan besaran dividen tunai TINS minimal 50% dari laba bersih 2011-2013. Sementara dividen 2014 ditetapkan 30% dari laba.

Senada, Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), memastikan, pihaknya tetap membagi dividen. Sektor yang dinilai konsisten membagi deviden dari sektor perbankan, khususnya bank BUMN.

Namun, sektor lain yang menuai laba tinggi tahun lalu juga bakal menyebar dividen. Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Capital bilang, secara historis, emiten swasta yang berpeluang membagi dividen dari sektor konsumsi.

Meski laba berpotensi menurun, sektor ini biasanya membagi dividen dengan rasio laba bersih yang cukup tinggi. Contoh UNVR, GGRM, dan Grup Indofood.

Liga Maradona, Analis Recapital Securities menambahkan, sektor infrastruktur dan konsumer menuai laba tinggi tahun lalu. Namun, sektor properti, ia menduga, akan ada banyak penurunan dividen.

Ia merekomendasikan JSMR, PGAS, dan TLKM. Sektor konstruksi seperti ADHI, PTPP, dan WSKT. "Kinerja mereka masih sesuai ekspektasi," ujarnya.

Alfred mengatakan, pembagian dividen bisa tetap dimanfaatkan untuk mendapat gain yang cukup tinggi. Belanja saham-saham penyebar dividen sebaiknya dimulai sejak RUPS pembagian dividen.

Jika menunggu cum date, harga saham bisa kembali turun. Kata Alfred, dividen yang menarik bakal berasal dari sektor yang price earning ratio (PER) murah. Misal pertambangan. Ia menyebut, dividen yield ADRO, ITMG dan PTBA akan lumayan tinggi karena PER-nya rendah.

Saham konstruksi, meski rata-rata pertumbuhan laba 25%, valuasinya sudah 30 kali, sehingga, dividen yield terlihat kecil. Ia juga menyukai saham konsumer seperti UNVR, GGRM dan HMSP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×