kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tertekan Sejak Awal Pekan, Rupiah Bertengger di Rp 14.868 pada Jumat (19/8) Pagi


Jumat, 19 Agustus 2022 / 09:48 WIB
Tertekan Sejak Awal Pekan, Rupiah Bertengger di Rp 14.868 pada Jumat (19/8) Pagi
ILUSTRASI. Dalam sepekan dan empat hari perdagangan, kurs rupiah mengakumulasi pelemahan 1,36%.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah beriringan dengan pelemahan pasar komoditas global pada pekan ini. Rupiah melengkapi pelemahan dalam empat hari perdagangan sejak awal pekan hingga menjelang akhir pekan.

Jumat (19/8) pukul 9.30 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,21% ke Rp 14.868 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan dan empat hari perdagangan, kurs rupiah mengakumulasi pelemahan 1,36% dari posisi Rp 14.668 per dolar AS pada Jumat pekan lalu.

Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang Asia. Berdasarkan data Bloomberg, hanya dolar Singapura yang hari ini menguat tipis terhadap dolar AS.

Sementara won mencatat pelemahan terbesar, yakni 0,52%. Pelemahan won disusul yuan, baht, peso, yen, rupiah, dolar Taiwan, ringgit, dan dolar Hong Kong. 

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Melemah Pada Perdagangan Jumat (19/8), Simak Sentimennya

Di sisi lain, indeks dolar masih melanjutkan kenaikan. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia pagi ini berada di 107,63, menguat dari posisi kemarin 107,48 dan akhir pekan lalu 105,63.

Ekonom Societe Generale Kunal Kundu dan strategist Vijay Kannan memperkirakan, Bank Indonesia (BI) berpotensi mengerek suku bunga acuan 25 basis points pada rapat dewan gubernur pekan depan. Pengetatan moneter ini dilakukan karena bank sentral kehabisan ruang menghadapi kenaikan inflasi.

Baca Juga: IHSG Menguat ke Atas 7.200 di Awal Perdagangan Jumat (19/8)

"Kenaikan suku bunga akan mengejutkan pasar dan menyebabkan kurva mata uang rupiah makin curam," ungkap Societe Generale seperti dikutip Bloomberg.

Meski demikian, Societe Generale memperkirakan return investasi pada surat utang Indonesia dan Malaysia masih akan melebihi instrumen serupa di Asia. Ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan inflasi yang cenderung lebih rendah ketimbang kawasan Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×