kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.511   25,00   0,16%
  • IDX 7.736   0,77   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,83   -0,07%
  • LQ45 959   -0,02   0,00%
  • ISSI 232   -0,49   -0,21%
  • IDX30 493   0,72   0,15%
  • IDXHIDIV20 592   1,38   0,23%
  • IDX80 137   0,09   0,07%
  • IDXV30 143   0,13   0,09%
  • IDXQ30 164   0,10   0,06%

Tertarik Investasi Reksadana Offshore? Perhatikan Hal Ini


Kamis, 25 Juli 2024 / 16:30 WIB
Tertarik Investasi Reksadana Offshore? Perhatikan Hal Ini
ILUSTRASI. Prospek reksadana offshore tetap menarik di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana offshore tetap menarik di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve.

Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menilai bahwa pemangkasan suku bunga the Fed tidak akan terlalu berdampak signifikan terhadap penurunan dolar AS karena nilainya kecil. Dus, dolar AS diproyeksikan setidaknya bertahan pada level saat ini.

Selain itu, prospeknya terdorong potensi investasi di luar negeri. "Misalnya di Korea, China, dan AS karena perkembangan teknologi AI yang memicu efisiensi," ujar Parto kepada Kontan.co.id, Kamis (25/7).

Terlebih, di luar negeri terdapat saham-saham dari industri yang di Indonesia kurang kuat. Misalnya, IT, bioteknologi, farmasi, utilitas seperti PLN, dan lain sebagainya.

"Ini sebagai diversifikasi, sehingga misalnya saat IT naik maka investor juga akan menerima manfaatnya terlebih dahulu," sambungnya.

Baca Juga: Hasil Investasi Asuransi Jiwa Menurun 42,23% pada Mei 2024

Sentimen lainnya karena dana asing yang masih mengalir ke emerging markets. Kemudian, ekonomi China diperkirakan juga bisa bangkit dengan stimulus dan penurunan suku bunga.

Meski begitu, investor perlu memperhatikan biaya yang umumnya mahal. Biaya tersebut meliputi subscription fee, fund manager fee, dan redeemption fee. Sebab, kadang MI melakukan kerja sama dengan broker asing, jadi fee-nya dibebankan ke reksadana sehingga mahal.

Dalam UUP2SK, bahkan reksadana boleh membeli reksadana lain, sehingga biayanya akan mahal. "Ongkos transfer dolar AS jika berbeda bank akan sangat mahal, setahu saya bisa Rp 600 ribu-an sekali transfer," sebutnya.

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap dan Saham Jadi Pilihan Menarik di Semester II

Selain itu, investor juga perlu memperhatikan alokasi aset di negara mana saja. Sebab, hal itu sangat menentukan besarnya potensi return dan risiko.

Karenanya, ia menyarankan untuk investasi pada reksadana offshore untuk jangka waktu panjang, sekitar tiga sampai lima tahun. Menurut Parto, dengan volatilitas yang tinggi di pasar valas, investasi dalam dolar AS secara historis trennya naik.

"Jadi untuk diversifikasi malah bagus, asalkan jangan lebih dari 50% total aset karena kalau kebanyakan timbul risiko valas," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×