kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Terpukul Aksi Boikot, Simak Rekomendasi Emiten Restoran


Minggu, 21 Juli 2024 / 20:29 WIB
Terpukul Aksi Boikot, Simak Rekomendasi Emiten Restoran
ILUSTRASI. Pelanggan?melakukan pembayaran dengan memindai QRIS melalui aplikasi Livin' by Mandiri di salah satu gerai KFC di Jakarta, Senin (31/1/2022). Bank Mandiri menggandeng dua restoran cepat saji, KFC dan Taco Bell yang bernaung di bawah PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) untuk mengembangkan akses pembayaran melalui promo belanja hemat dengan scan kode QRIS di Super App Livin? by Mandiri berlogo kuning. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek emiten restoran di tahun 2024 ini masih akan terpukul oleh aksi boikot. Beberapa restoran diduga terafiliasi dengan Israel. 

Berdasarkan survei Omniki, KFC mendapat 22,5% suara menjadi restoran yang paling mungkin didatangi oleh masyarakat. Hal ini menjadikan KFC berada di tingkat pertama restoran cepat saji paling terfavorit mengalahkan McDonald's dan Pizza Hut.

Menanggapi hal tersebut, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan angka 22,5% tidak cukup tinggi. Selain itu jika dilihat kinerjanya, restoran yang dikelola oleh PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) ini juga terdampak oleh aksi boikot.

 

"Hal itu membuat kinerjanya relatif menurun," ungkap Nafan pada Kontan, Minggu (21/7).

Secara prospek Nafan melihat aski boikot ini masih menjadi tantangan bagi emiten restoran. Di sisi lain juga terkait kekuatan daya beli masyarakat. Menurutnya tingkat daya beli masyarakat ini sangat berpengaruh pada kinerja emiten restoran fast food maupun kuliner Indonesia. 

"Penyebaran restoran Indonesia ini kan juga sangat merata, hal itu juga yang membuat persaingannya cukup kompetitif," ucapnya. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo juga melihat kinerja emiten restoran masih kurang memuaskan. Seperti PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) juga mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan. 

 

"Hal ini karenanya adanya aksi boikot, sehingga kinerja mereka turun," jelas Azis.

Secara prospek Azis melihat, masih adanya sejumlah tantangan untuk emiten restoran. Diantaranya keadaan geopolitik yang masih belum stabil dan aksi boikot yang berkelanjutan. 

Maka dari itu, Azis tidak merekomendasikan saham emiten restoran. Begitu juga dengan Nafan yang mengatakan saham-saham emiten resto dinilai tidak likuid. Sehingga ia juga belum merekomendasikan saham emiten restoran.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×